Mengungkap Boko Haram
Dampak Teror
Laporan VOA

Membangun Kembali dari Reruntuhan Teror

Walaupun berbagai kemajuan yang dicapai pihak militer dalam menghadapi Boko Haram, Nigeria butuh waktu bertahun-tahun, mungkin bahkan sampai puluhan tahun untuk menstabilkan dan memperbaiki desa-desa yang rusak di bagian timur laut.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengklaim, Boko Haram hampir ditaklukkan. Sehari sebelum Natal 2016, ia mengumumkan bahwa polisi Nigeria telah menguasai tempat persembuyian terakhir Boko Haram di Hutan Sambisa yang luas. Ia menyatakan penangkapan tersebut sebagai “kehancuran Boko Haram,”, sementara kepala staf angkatan darat Nigeria menyatakan “para teroris sedang dalam pengejaran polisi dan tak lagi punya tempat untuk sembunyi.”

Dua hari kemudian, sepasang pelaku bom bunuh diri – keduanya perempuan – menyerang pasar ternak di Maiduguri, kota terbesar di wilayah timur laut Nigeria yang berpenduduk 1,1 juta orang. Salah satu bom meledak namun hanya menewaskan pelaku, sementara pelaku satunya dikeroyok massa sebelum meledakkan diri. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut,namun Boko Haram dicurigai sebagai pelakunya. Pelaku bom bunuh diri Boko Haram, banyak di antaranya perempuan, telah membunuh ribuan penduduk Nigeria di tempat-tempat umum selama lima tahun terakhir.

Serangan tersebut tidak terlalu mengejutkan penduduk Nigeria. Presiden Buhari dan pendahulunya Goodluck Jonathan dulu juga pernah menjanjikan kemenangan atas Boko Haram, namun justru menyaksikan kekerasan yang mematikan di bagian timur laut negara tersebut. Meski ada sedikit kemajuan dalam perang melawan kelompok radikal tersebut, namun kemajuan itu belum berhasil mengakhiri penderitaan jutaan penduduk Nigeria yang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan, kesulitan mendapatkan makanan dan air, khawatir akan kerabat dan keluarga mereka yang diculik, dan juga kemungkinan serangan bom bunuh diri Boko Haram di pasar atau terminal bus mereka.

Menyorot ancaman teror, ISIS dan al-Qaida kerap dianggap sebagai kelompok yang paling keji. Tapi pada tahun 2014, Boko Haram membunuh lebih banyak orang dibandingkan kelompok ekstrimis lainnya di dunia, dan pada tahun 2015 menduduki peringkat kedua setelah ISIS. VOA berhasil mendapatkan video asli tanpa diedit yang direkam oleh Boko Haram yang menunjukkan cara kerja internal kelompok tersebut dengan terperinci, dan menggambarkan kenapa Boko Haram masih menjadi organisasi teroris yang paling ditakuti di dunia.

Dalam salah satu rekaman video yang paling mengejutkan yang kemungkinan besar direkam di akhir tahun 2014, anggota Boko Haram di desa Kumshe memaksa penduduk menyaksikan pencambukkan 10 orang yang dituduh menggunakan narkoba dan memaksa mereka turut mencambuk. Lalu, sementara penduduk desa menyerukan “Allahu Akbar,” tiga pria yang dituduh menjual narkoba ditembak di dada dan kepala mereka.

Ketika eksekusi berakhir, salah seorang algojonya mengatakan: “Kami telah menjalankan hukuman Tuhan,” sementara darah korban di belakangnya masih mengucur.

Pemimpin Boko Haram memperingatkan para pria dan seorang anak laki-laki yang dituduh menggunakan narkoba bahwa mereka akan dieksekusi jika tertangkap lagi. (Video Boko Haram)

Berbagai insiden yang menunjukkan anggota Boko Haram menjalani kegiatan sehari-hari dalam kilafah yang mereka proklamirkan sendiri ini, merupakan topik laporan video VOA, “Mengungkap Boko Haram” yang terdiri dari empat bagian. Rekaman yang belum pernah dirilis ini menunjukkan apa yang dialami oleh rakyat Nigeria meskipun pemerintahannya menegaskan kemajuan yang telah dicapai dalam perang melawan Boko Haram yang telah memakan sedikitnya 18.000 jiwa dan telah menculik ribuan perempuan dan anak-anak.

Apapun pencapaian militer yang terbaru, jalan menuju kehidupan normal masih panjang.

Jacob Zenn, seorang ahli bidang Afrika di Jamestown Foundation, sebuah kelompok think tank di Washington, D.C., mengatakan kemenangan militer sesungguhnya baru bisa dicapai tiga sampai lima tahun mendatang. Saat itu, Boko Haram mungkin “bisa didesak ke wilayah timur laut Nigeria dan hanya menjadi gangguan yang bisa dikendalikan, bukan ancaman bagi kedaulatan negara Nigeria seperti sebelumnya.”

Tapi itu baru permulaannya. Pembangunan kembali sekolah-sekolah di kawasan tersebut memakan waktu bertahun-tahun. Banyak sekolah yang hancur dibakar oleh Boko Haram, yang bila diterjemahkan dari bahasa Hausa, artinya adalah “Pendidikan Barat haram.” PBB dalam laporan terbarunya tentang kebutuhan kemanusiaan di timur laut Nigeria, menyebutkan 3 juta anak usia sekolah tidak bisa sekolah. Dan diperkirakan ada 1,7 juta warga Nigeria yang masih mengungsi dari rumah dan desa mereka yang telah hancur.

Sebagian pembangunan kembali sudah dimulai. Tapi dibutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun untuk mengembalikan stabilitas desa-desa di kawasan timur laut yang luas dan terpencil, di mana anggota Boko Haram masih terus beroperasi.

“Penduduk Nigeria kadang-kadang kaget mendengarnya, tapi menurut saya dibutuhkan setidaknya 20 tahun,” ujarnya. “Dibutuhkan satu generasi untuk membangun masyarakat kembali setelah konflik yang dihadapi warga di kawasan tersebut.”

Sebuah Desa Hancur Empat Kali

Tujuan Boko Haram, seperti yang disampaikan oleh pemimpinnya Abubakar Shekau dalam video-video propaganda mereka adalah untuk mengibarkan perang suci, menghilangkan pengaruh barat dari Islam dan Nigeria serta membentuk khilafah di mana hukum Islam ditegakkan dengan ketat. Pada kenyataannya, kelompok ini tidak membawa banyak rahmat bagi para Muslim di Nigeria, menyerang masjid dan desa-desa yang penduduknya mayoritas Muslim.

Contohnya Mainok, sebuah desa kecil sekitar 60 kilometer sebelah barat Maiduguri. Sejak Maret 2014, Boko Haram sudah empat kali menyerang desa tersebut, setiap kali membunuh puluhan orang dan merusak rumah-rumah, toko, sekolah, pusat kesehatan dan stasiun polisi.

VOA News berkunjung ke Mainok pada bulan September 2016 mengamati lokasi yang terlihat di video Boko Haram. Kepala desa, Lawan Bukar Kyari, mengatakan pada VOA bahwa penduduk desa tidak bisa membela diri. “Ketika Boko Haram menyerang kami, kami tidak punya cukup petugas keamanan di sini. Kami hanya punya satu pos yang dijaga oleh sekitar empat polisi,” ujarnya. “Mereka datang semau mereka, dan mereka membunuh orang lalu pergi begitu saja tanpa pertanggungjawaban. Kami mengalami keadaan ini selama dua atau tiga tahun dan semua orang di desa ini pergi … Boko Haram telah membunuh 200 orang di desa ini.”

Warga sipil kembali ke jalan-jalan di Mainok, yang kembali dibangun untuk yang keempat kalinya. (VOA)

Sejak pemerintah menguasai kembali Mainok awal tahun lalu dan membangun pos militer di desa itu, orang-orang mulai kembali dan desa itu dibangun lagi untuk yang keempat kalinya. “Anak-anak kami tidak sekolah sejak tiga tahun terakhir,” kata Kyari.

Sayangnya, bukan hanya Mainok yang mengalami hal ini. Sebagian negara bagian Borno, pusat pemberontakan Boko Haram, sama sekali tidak bisa ditinggali. Gubernur Kashim Shettima mengatakan pada VOA bahwa menurut penelitian terbaru yang dilakukan Bank Dunia, Boko Haram telah menghancurkan lebih dari 950.000 rumah di negara bagian itu, sekitar 30 persen kawasan perumahan. Anggota Boko Haram juga telah menghancurkan lebih dari 5.000 kelas, sekitar 200 klinik dan lebih dari 1.000 sumber air, tambahnya, dan merusak sebagian besar kapasitas pembangkit listrik.

“Tingkat kehancurannya mengerikan,” kata Shettima.

Mungkin tidak ada yang lebih menderita dari penduduk Bama, pusat perdagangan di tenggara Maiduguri, dekat perbatasan dengan Cameroon. Anggota Boko Haram merebut kota yang hampir berpenduduk 300.000 orang pada bulan September 2014 dan menjadikannya kota hantu. Ratusan warga dibunuh oleh anggota Boko Haram dan sisanya melarikan diri. Sebuah video yang mengerikan beredar di internet dan menunjukkan pria bersenjata menggiring orang-orang dengan truk di sebuah jembatan di Sungai Yedzaram, menembaki kepala, lalu melempar mereka ke sungai.

Infrastruktur di Bama juga mengalami nasib buruk. Shettima mengungkapkan 90 persen kota tersebut hancur; wartawan VOA yang berkunjung ke sana mengkonfirmasi apa yang dikatakan Shettima, dan melihat jalanan kosong dan gedung-gedung terbakar.

Gubernur Shettima berjanji Bama akan dibangun kembali, dengan menggunakan material dan pekerja setempat untuk mengurangi pengangguran. “Kami membangun rumah, sekolah, klinik, dan bahkan masjid untuk melawan Boko Haram,” ujarnya.

Dekat desa Bama, anak-anak mengambil air di sebuah kamp yang bisa menampung 27.000 penduduk Nigeria yang mengungsi. (VOA)

Tapi banyak sekali kebutuhan mendesak Nigeria. Organisasi Internasional untuk Migrasi melaporkan pada bulan Januari bahwa seperempat dari hampir 1,7 juta penduduk Nigeria yang mengungsi akibat pemberontakan Boko Haram tinggal di kamp atau tempat-tempat penampungan lainnya.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), berapa bagian Borno yang tidak bisa dicapai pekerja sosial menderita kelaparan dan sekitar 5 juta penduduk Nigeria menghadapi “kekurangan pangan dan nutrisi ekstrim.” Situasi serupa juga ditemukan di desa tetangga Chad, Niger dan Cameroon, tempat Boko Haram mendirikan kamp dan melancarkan serangan sejak 2013.

OCHA memperingatkan, keadaan pangan tampaknya tidak akan segera pulih karena “konflik dan alat peledak yang belum diaktifkan mengganggu kegiatan pertanian selama tiga tahun berturut-turut.”

Shettima memuji upaya UNICEF, Program Pangan Dunia (WFP) dan miliuner Nigeria Aliko Dangote yang membantu rakyat Nigeria membangun kembali. Dan ia tetap optimis.

“Kita berada pada titik nol. Saya tidak mengada-ngada,” ujarnya pada VOA. “Rakyat kami dalam keadaan biasa saja adalah kaum paling miskin. Boko Haram memperparah keadaan mereka. Tapi kami tidak boleh mengeluh, kami harus mengambil langkah konkrit untuk kembali membangun hidup kami.”

Meski demikian, tidak akan ada kemajuan kecuali jika pemerintah Nigeria bekerja sama dengan negara tetangga guna memastikan Boko Haram tidak akan kembali lagi.

‘Berapa kali kami dibunuh?’

Sepanjang tahun 2014 Boko Haram bertindak semaunya. Pada bulan April, kelompok itu menculik 276 remaja perempuan dari sekolah di desa Chibok; yang sebagian besar masih hilang hingga saat ini. Sepanjang tahun itu, anggota Boko Haram menduduki desa-desa di negara-negara bagian Borno, Yobe dan Adamawa. Pada bulan Agustus tahun itu, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengumumkan pendirian khilafah yang dibentuk berdasarkan interpretasi kelompok ini terhadap hukum Islam.

Sementara Boko Haram semakin berkuasa. Pada 25 Januari 2015, ratusan anggota Boko Haram mencoba menduduki Maiduguri, ibukota negara bagian Borno, dari dua arah. Pasukan tentara berhasil mengusir mereka dibantu oleh serangan Angkatan Laut Nigeria. Seminggu kemudian, anggota Boko Haram kembali menyerang Maiduguri, kali ini dari tiga arah. Pasukan angkatan darat kembali berhasil mengusir mereka, dibantu serangan angkatan udara dan pasukan ormas yang menamakan diri Gugus Tugas Gabungan Sipil, yang sebagian terjun ke medan perang hanya bersenjatakan parang dan pentungan.

Boko Haram: Warga Sipil Dibunuh

Serangan-serangan gagal tersebut mematahkan momentum Boko Haram dan dalam beberapa minggu, militer yang dibantu oleh pasukan dari Chad dan Kamerun, mulai mendesak anggota Boko Haram keluar dari kawasan yang berpenduduk padat. Tapi kemajuan ini terlambat bagi Presiden yang menjabat saat itu, Goodluck Jonathan, yang dikalahkan pada pemilu bulan Maret yang akhirnya dimenangkan oleh Muhammadu Buhari, mantan pemimpin militer yang sepanjang kampanyenya berjanji untuk mengakhiri pemberontakan Boko Haram.

Sejak Buhari berkuasa, operasi militer gabungan yang melibatkan Nigeria dan negara tetangga berhasil mencapai kemajuan. Boko Haram tidak lagi menguasai kota-kota besar di Nigeria. Bom bunuh diri serta serangan terhadap target militer yang dilancarkan oleh Boko Haram lebih jarang terjadi dan kurang mematikan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Keadaan saat ini, menurut saya, hampir bisa dikatakan tenang,” ujar Menteri Pertahanan Nigeria Mansur Mohammed Dan Ali kepada VOA awal Januari. Pasukan militer hanya melihat serangan-serangan sporadis kecil, tambahnya.

Namun tenang tidak berarti damai. Anggota Boko Haram masih terus mengejar target mereka dan kadang berhasil mencapai tujuan. Pada bulan November 2016, Boko Haram membunuh dua polisi Nigeria saat menyerbu negara bagian Borno, termasuk salah satu komandan angkatan darat yang paling banyak menerima penghargaan militer, LetKol. Muhammad Abu Ali. Pada awal Desember, bom bunuh diri ganda di Madagali menewaskan lebih dari 50 orang. Pada pertengahan Januari, tiga pelaku bom bunuh diri — termasuk remaja berusia 12 tahun — menyerang Universitas Maiduguri menewaskan seorang profesor dan melukai 17 lainnya.

Pada 17 Januari, Angkatan Udara Nigeria mengejutkan negara tersebut setelah membom sebuah kamp pengungsi warga sipil di desa Rann, di negara bagian Borno. Seorang pejabat setempat mengatakan lebih dari 230 orang tewas dalam serangan udara tersebut. AU mengakuinya sebagai kecelakaan dan berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut.

Baru-baru ini Angkatan Darat berkonsentrasi untuk mengusir Boko Haram dari kamp-kamp kecil mereka yang tersembunyi di Hutan Sambisa dan di pegunungan, di gua-gua dan di kawasan pedesaan Borno yang terpencil. Brigjen Nigeria Victor Ezugwu menggambarkan, pasukannya kucing-kucingan dengan anggota Boko Haram.

Seorang perempuan diinterogasi oleh anggota Boko Haram setelah mereka merazia desa dekat Banki, kota kecil yang terpencil. (Boko Haram videos)

“Yang terjadi ketika kita menghancurkan kamp-kamp ini, anggota Boko Haram yang tersisa berusaha bergabung kembali dan mendirikan kamp baru,” ujarnya. “Ketika kamp dihancurkan dua bulan sebelumnya, kami kembali lagi dan kalau masih ada kegiatan di kamp, kami hancurkan lagi. Tidak dibutuhkan biaya besar untuk membangun kamp ini. Mereka mencari tempat di bawah pohon, mereka mencari tempat di bukit, yang bisa menutupi mereka. Mungkin mereka tidak punya barang apa-apa di sana. Mereka hidup seperti binatang.”

Ciri khas Boko Haram lainnya adalah pemimpin yang penuh semangat dan agresif. Setidaknya sudah tiga kali, militer Nigeria menyatakan Abubakar Shekau tewas — tapi ia tampil kembali di video-video terbaru, dan menyampaikan ancaman dengan gaya khas berbicara dengan cepat diwarnai gerakan tangan dan tawanya yang teatrikal. Kalau dilihat dari penampilannya di video, Shekau punya bakat jadi aktor komedi, kalau saja apa yang ia katakan bukanlah hal serius dan mematikan.

Ia terakhir kali muncul di video akhir Desember lalu di mana ia menghina klaim Presiden Buhari bahwa Boko Haram telah dimusnahkan dari Hutan Sambisa. “Anda seharusnya tidak berbohong kepada rakyat,” ujarnya dalam bahasa Hausa. “Kalau Anda memang telah menghancurkan kami, kenapa Anda masih melihat saya? Berapa kali Anda telah membunuh kami?”

'Kalau kita tidak menghentikan kebencian ini…'

Pada kenyataannya Boko Haram tidak bisa diberantas sepenuhnya sampai masyarakat Nigeria mengatasi berbagai masalah yang memicu berdirinya Boko Haram. Nigeria adalah negara penghasil minyak terbesar di benua Afrika dan negara terkaya bila dilihat dari PDBnya, tapi minyaknya terletak di bagian selatan negara tersebut dan pemasukan dari minyak hanyak dinikmati oleh kaum elit. Banyak pengamat mengaitkan kebangkitan Boko Haram dengan kemiskinan parah di timur laut Nigeria, dan kegagalan pemerintah untuk memperbaiki keadaan di kawasan tersebut.

Pejabat Nigeria tidak cukup tegas dalam membantu penduduk di kawasan tersebut, kata Zenn, yang mempelajari Boko Haram dengan mendalam. “Ini desa-desa yang sangat terpencil, jadi penduduknya tidak mendapatkan layanan pemerintah yang bisa membuat mereka setia kepada negara.”

Ada juga masalah ekologi, tambahnya. “Banyak orang yang kehilangan mata mereka akibat musim kemarau dan akhirnya berpaling ke Boko Haram sebagai pekerjaan mereka.”

Seperti kelompok ekstrimis lainnya di Afrika dan Timur Tengah, Boko Haram juga menerapkan akidah Islam namun memelintirnya untuk mengajarkan kekerasan. Hal ini bisa menarik para pemuda yang putus asa akan masa depan mereka suram. Video Boko Haram yang diperoleh VOA menunjukkan pemimpin Boko Haram dalam berbagai kesempatan menjabarkan ajaran-ajaran yang jauh berbeda dari pemahaman Islam pada umumnya.

Salah satu video menunjukkan seorang komandan yang berceramah sebelum melakukan serangan: “Allah berfirman kita harus memerangi mereka yang tidak percaya pada agama kita,” ujarnya. “Dalam menyebarkan Islam, harus ada pertumpahan darah – baik darah kita atau darah orang kafir.”

Di video lainnya, utusan Shekau berseru, “Allah menguji kita dengan para munafik di antara kita. Agama yang mengajarkan kita tetap damai dengan kaum kafir bukan agama dari nabi kita.”

Ulama Islam Nigeria yang berbicara kepada VOA dengan tegas menolak penafsiran ini.

“Ada yang salah dalam pemahaman Islam mereka,” kata said Profesor Ibrahim Mohammed, direktur Pusat Studi Al-Quran di Universitas Bayero di Kano. “Ada penafsiran yang keliru dan mereka membaca ayat-ayat Al-Quran di luar konteks.”

“Jika semua ini digabung, hasilnya nol,” tambahnya.

Khalifa Aliyu Abul Fathi, ulama Islam Sufi terkemuka di in Maiduguri, setuju.

“Dasar-dasar Islam apa yang mereka ikuti? Tidak ada. Mereka membunuh perempuan. Mereka membunuh anak-anak. Mereka membunuh orang yang tidak berdosa. Mereka juga membunuh penganut Kristen di gereja dan rumah mereka,” ujarnya.

Penduduk Kumshe dan Banki yang mengungsi berdoa di masjid darurat di dalam kamp. (VOA)

Fathi memperkirakan kelompok ekstrimis seperti Boko Haram akan terus ada sampai Islam berhasil mencari jalan keluar atas perdebatan internal mereka. “Kalau kita tidak menghentikan kebencian ini di dalam tubuh Islam sendiri, kita mungkin bisa menumpas Boko Haram tapi nanti akan ada lagi kelompok baru dengan nama lain,” ujarnya.

“Banyak kelompok yang akan terus bermunculan karena kesalahpahaman akidah Islam. Kesalahpahaman ini yang harus ditangani.”

Perpecahan Internal Boko Haram

“Kelompok lain” mungkin sudah bermunculan di Nigeria. Pada awal tahun 2015, Shekau mengucapkan janji setia kepada kelompok ISIS yang berbasis di Irak. Tapi Agustus tahun lalu, ISIS berpaling dari Shekau, dan mengangkat Abu Musab al-Barnawi – anak pendiri Boko Haram yang telah wafat – sebagai pemimpin baru Boko Haram.

Shekau yang murka menolak keputusan itu dalam sebuah pesan audio dua hari kemudian. Dan beberapa hari berikutnya, Boko Haram terpecah, dan bentrokan antara kedua pihak pecah di akhir bulan.

Kedua faksi berbeda ideologi. Al-Barnawi berpendapat kelompok seharusnya fokus menyerang umat Kristen dan militer. Sementara Shekau berpendapat semua orang yang tidak mengikuti ajaran Allah dan Nabi Muhammad dengan benar – termasuk Muslim non-fundamentalis –sah menjadi sasaran kekerasan.

Faksi ketiga, yang dipimpin oleh Mamman Nur, mempunyai keyakinan yang lebih mirip dengan al-Barnawi tapi tidak punya hubungan dengan ISIS.

Perpecahan ini, kalau bertahan, mungkin bisa membantu militer Nigeria mengendalikan kawasan yang telah mereka kuasai, walaupun koalisi militer multinasional melawan Boko Haram punya masalah sendiri. Para pengamat mengatakan pasukan koalisi militer jarang bekerja sama lintas perbatasan sebagaimana yang direncanakan sebelumnya.

Ancaman lain bagi Angkatan Darat bisa datang dari pasukan Gugus Tugas Gabungan Sipil. Organisasi HAM Amnesti Internasional menyatakan telah mendokumentasi pelanggaran yang dilakukan kelompok ini, termasuk penyiksaan dan pembunuhan tersangka Boko Haram. Dengan mulai berakhirnya perang melawan Boko Haram, ribuan pemuda yang mengangkat senjata mempertahankan komunitas mereka kini meminta jatah pekerjaan di angkatan bersenjata dan lembaga penegak hukum.

Pemerintah mencoba untuk mengintegrasikan para pejuang, sebagian karena kepentingan sendiri, kata Zenn.

“Ada beberapa orang yang khawatir jika konflik ini berakhir, akan ada kelompok paramiliter semacam ini yang bisa dengan sendirinya menjadi momok di masa depan,” katanya.

Dengan latar belakang ini, pihak berwenang Nigeria sedikit demi sedikit terus melakukan kemajuan melawan Boko Haram. Baru-baru ini, satu lagi gadis Chibok ditemukan, bersama dengan bayinya yang berumur enam bulan. Gadis itu ditemukan saat tentara menginterogasi sebagian dari ratusan orang yang mereka tangkap dalam serangan baru-baru ini di Hutan Sambisa.

Penyelamatan terjadi beberapa hari sebelum aktivis menuntut kembalinya gadis-gadis Chibok menandai hari ke-1.000 penahanan mereka.

Bagi Zenn, fakta bahwa begitu banyak yang masih hilang adalah pertanda bahwa Boko Harm masih jauh dari kekalahan, berbeda dengan yang diklaim militer.

“Jika wilayah Boko Haram hampir tidak ada sama sekali, seperti yang dikatakan pemerintah, bagaimana mungkin semua gadis ini tidak ditemukan?”, katanya. “Kita pasti mengharapkan pemerintah minimal menemukan beberapa dari mereka.”

Pemulihan gadis-gadis ini – seperti halnya pemulihan Nigeria sendiri – mungkin masih bertahun-tahun lagi.

 

LEBIH LANJUT
Lihat laporan multimedia ini.
Tonton video “Mengungkap Boko Haram”.
Pelajari bagaimana VOA memperoleh video Boko Haram.

APA KOMENTAR ORANG
Sampaikan pendapat Anda tentang video "Mengungkap Boko Haram," #mengungkapBokoHaram.
Facebook
Twitter

KREDIT:

Ditulis oleh Dan Joseph Desain dan produksi: Tatenda Gumbo dan Steven Ferri

Wartawan VOA di Nigeria dan Washington, D.C., berkontribusi untuk laporan ini.