X
Pedoman
  • China
  • Filipina
  • Taiwan
  • Vietnam
  • Brunei
  • Malaysia

Laut yang Disengketakan

Anggota Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berpatroli dekat tanda di Kepulauan Spratly, atau yang dikenal oleh China sebagai Kepulauan Nansha, 9 Februari 2016. Tanda tersebut bertuliskan “Nasha adalah lahan nasional kami yang sakral dan tidak boleh diganggu.” REUTERS

China (Republik Rakyat China)

China mengklaim kedaulatan atas pulau-pulau di seluruh Laut China Selatan dan yuridiksi atas perairan yang berbatasan dengan Laut China Selatan. China mengklaim kepulauan berikut milik China sejak dahulu: Spratlys (Nansha), Paracel (Xisha), Pratas (Dongsha), Macclesfield Bank (Zhongsha).

China menguasai

Kepulauan Paracel: Woody Island, Lincoln Island, Duncan Island, Money Island, Pattle Island, Triton Island
Kepulauan Spratly: Fiery Cross Reef, Subi Reef, Mischief Reef, Johnson South Reef, Gaven Reef, Hughes Reef, Cuarteron Reef
The Scarborough Shoal: Formasi terumbu karang berbentuk lingkaran yang terbentang sepanjang 230 km dari Filipina dan 1.000 km dari Pulau Hainan China.

Map of China and the South China Sea

Kepentingan ekonomi utama

Perikanan: Menurut Center for Naval Analyses yang berbasis di AS, industri perikanan China adalah yang terbesar di dunia, dengan penangkapan ikan yang diperkirakan berjumlah 13,9 juta ton pada tahun 2012, yaitu 17,4 persen dari total penangkapan ikan dunia.
Bahan bakar fosil: Anjungan pengeboran minyak H-981 di Kepulauan Paracel; China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), satu-satunya perusahaan China dengan teknologi pengeboran lepas pantai, pada Juni 2012 membuka tender cadangan energi dekat Kelautan Paracel ke dunia internasional sebagai upaya menghalangi penyewa asing di Vietnam mengembangkan sumber daya minyak dan gas di blok ini. CNOOC juga mengerahkan anjungan pengeboran lepas pantai HYSY 981 dekat Kepulauan Paracel pada Mei 2014, dan mengundang protes keras dari Vietnam. Anjungan pengeboran itu kemudian dipindahkan pada bulan Juli, satu bulan sebelum tenggat pengeboran. CNOOC kemudian mengklaim telah memiliki data yang dibutuhkan dan akan mempelajarinya di Hainan.
Jalur pelayaran, perdagangan: Menurut Center for Naval Analyses yang berbasis di AS, pejabat tinggi China khawatir dengan keamanan perdagangan laut, dan dokumen pertahanan resmi tahun 2015 mengutamakan perlindungan lintas alur laut oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Pariwisata: Upaya pemerintah distrik Hainan untuk membangun pariwisata di Kepulauan Paracel dan Spratly mengundang protes dari negara-negara pengklaim lainnya.

Infrastruktur regional

China mempercepat reklamasi lahan dan konstruksi infrastruktur di Pulau Spratly pada tahun 2014. China menyelesaikan landasan sepanjang 3.000 meter di Fiery Cross Reef, dan juga landasan beton di sepanjang Subi Reef dan Mischief Reef. Gambar-gambar satelit CSIS [https://amti.csis.org/island-tracker/] dari ketiga terumbu karang tersebut menunjukkan hanggar pesawat jet yang baru dibangun khusus untuk pesawat tempur J-11, Su-30, pesawat pengebom H-6, Y-20 dan Il-76 (pesawat pengangkut strategis serba guna), dan pesawat pengintai KJ-2000. Fasilitas sekitarnya termasuk sistem radar dan komunikasi, mercu suar dan fasilitas militer.

  • Fiery Cross Reef
  • Mischief Reef
  • Subi Reef
  • Cuarteron Reef
  • Johnson Reef
  • Gaven Reef
  • Hughes Reef
  • Woody Island
  • Scarborough Reef
  • Second Thomas Shoal

Berita Terbaru

Reklamasi Lahan: Fiery Cross Reef

China telah memperluas kehadiran fisiknya di Laut China Selatan dengan pembangunan pulau-pulau buatan yang cepat. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, China mengubah Fiery Cross Reef menjadi tempat yang bisa dijadikan pangkalan militer dengan landasan pacu yang bisa dilintasi oleh jet tempur dan pesawat komersial.

Agustus 2014

Pulau-pulau buatan kecil ini dibuat dengan mengeruk pasir ke terumbu karang di sekitarnya.

September 2014

Pembangunan di Fiery Cross Reef kini termasuk dinding laut, pelabuhan lepas pantai, landasan pacu, satu lintasan lari, beberapa lapangan tenis dan bola basket, sebuah rumah sakit, sebuah peternakan, fasilitas radar, dan gedung-gedung militer lain.

November 2014

Landas pacu di Fiery Cross Reef cukup panjang (3km) bagi pesawat untuk mendarat, dari jet tempur, pesawat kargo besar hingga pesawat komersial.

Desember 2014

Selain meningkatnya ketegangan geopolitik, China dikritik terkait dampak lingkungan terhadap ekosistem terumbu karang yang rapuh akibat perusakan habitat, polusi dan gangguan rute migrasi.

Maret 2015

China telah membangun lebih dari 1.300 hektar lahan baru.

September 2015

Sebagai perbandingan: Vietnam telah mereklamasi sekitar 50 hektar; Malaysia telah mereklamasi sekitar 30 hektar; Filipina telah mereklamasi sekitar 5 hektar; dan Taiwan telah mereklamasi sekitar 3 hektar.

Sources: CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe, U.S. Department of Defense, The New York Times

Kronologi peristiwa