Politik AS didominasi oleh dua partai besar: Partai Demokrat dan Partai Republik. Selama ini, banyak partai yang timbul dan tenggelam, termasuk Partai Federalis, Partai Whig, Partai Anti-Masonik, Partai Liberty, Partai “Free Soil”, Partai “Prohibition”, Partai “Greenback”, dan Partai Populis. Pada pilpres 2016, baik Partai Hijau (partai yang fokus pada isu lingkungan dan keadilan sosial) dan Partai Libertarian (yang berupaya mengurangi peran pemerintah) punya dukungan yang cukup untuk mengirimkan kandidat ke pemilu.
13
12
7
7
3
2
1
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70+
Usia presiden AS saat dilantik
Warga AS secara hukum bisa mencalonkan diri menjadi presiden pada usia 35, tapi presiden termuda, yang sering kali dielu-elukan karena usia muda dan karisma mereka, di samping pencapaian mereka dalam bidang politik, mulai masa kepemimpinan mereka saat berusia awal 40an. Presiden termuda, “Teddy” Roosevelt, terkenal sebagai penggemar aktivitas outdoor. John F. Kennedy, Jr. dipandang sebagai putra mahkota keluarga politik yang glamor. Barack Obama akan menjadi presiden termuda yang mengakhiri masa kepresidenannya pada usia 55 tahun. Presiden yang lebih tua lainnya, seperti Dwight Eisenhower dan Ronald Reagan, memegang peran yang lebih kebapakan. Memimpin dunia bebas bisa membuat seseorang menjadi tua; beberapa presiden yang tadinya tidak beruban ketika mulai menjabat jadi presiden, mengakhiri masa kepresidenannya dengan kepala penuh uban.
Usia presiden AS saat dilantik
98%
2%
Kulit putih
Afrika-Amerika
Pada tahun 2008, Amerika Serikat akhirnya berhasil memecahkan dominasi pria berkulit putih sebagai presiden, dan memilih Barack Obama dari Partai Demokrat sebagai presiden. Meskipun pria berkulit hitam boleh memilih sejak akhir 1800an, baru setelah pengesahan Undang-Undang Hak Pilih pada tahun 1965, yang melarang menghalangi seseorang memilih, kaum minoritas punya kesempatan yang sama dengan orang kulit putih untuk berpartisipasi dalam proses politik. Presiden Obama sebagai presiden Afrika Amerika pertama menghadapi retorika rasis dari pihak ekstrimis, dan juga dipertanyakan apakah ia telah berbuat cukup banyak untuk komunitas kulit hitam, khususnya saat banyak kejadian penembakan warga kulit hitam oleh polisi.
Persentase Presiden AS berdasarkan gender
100%
0%
Pria
Perempuan
Perempuan telah aktif dalam politik AS sejak pertengahan abad ke-19, dan akhirnya mendapatkan hak memilih pada tahun 1920, tapi ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat memilih presiden perempuan. Perempuan-perempuan lainnya yang mencalonkan diri jadi presiden adalah Jill Stein, capres Partai Hijau pada tahun 2012 dan 2016; pengusaha Carly Fiorina, yang ikut memperebutkan nominasi capres Partai Republik 2016; Shirley Chisholm, perempuan Afrika Amerika pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres, yang memperebutkan nominasi capres Partai Demokrat pada tahun 1972; dan Margaret Chase Smith, yang memperebutkan nominasi capres Partai Republik pada tahun 1964. Komika perempuan Gracie Allen menggelar kampanye presiden bohong-bohongan pada tahun 1940, sebagai capres partai bohong-bohongan “Surprise Party.” Walaupun “kampanye” Allen menampilkan aksi-aksi komedi, lelucon sesungguhnya adalah ide tentang presiden perempuan AS pada tahun 1940.
Persentase Presiden AS berdasarkan agama
98%
2%
Protestan
Katolik
Konstitusi AS melarang persyaratan agama untuk menjadi pejabat pemerintah, tapi semua presiden AS sejauh ini mengaku beragama Kristen, dan semuanya Protestan. Sejauh ini, John F. Kennedy Jr. adalah satu-satunya presiden AS beragama Katolik. Belum ada presiden beragama Yahudi atau Islam, dan tidak ada yang secara publik mengaku atheis, walaupun Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, dan William Howard Taft dianggap agnostik atau atheis. Keluarga Obama membatalkan keanggotaan mereka dari gereja Chicago pada tahun 2008 setelah pendeta Jeremiah Wright mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang pemerintah AS. Jika terpilih, mantan bakal capres Bernie Sanders, yang kalah dari Hillary Clinton pada nominasi Partai Demokrat, jadi presiden AS pertama yang beragama Yahudi.
Dari tahun 1861 hingga 1909, sebagian besar presiden brewokan, dan tren brewok populer sementara Amerika Serikat mengalami perubahan besar: Revolusi Industri, Perang Saudara, berakhirnya perbudakan, dan perempuan mulai mempunyai peran di luar rumah. Akibatnya, fashion laki-laki mulai menekankan “kejantanan” mereka. Brewok menjadi cara menunjukkan kekuatan dan kekuasaan. Brewok juga bisa menutupi emosi. Abraham Lincoln, presiden brewokan pertama, disebut-sebut mulai menumbuhkan cambangnya selama kampanye capres pada tahun 1860 setelah anak perempuan berusia 11 tahun mengusulkannya, dan mengatakan garis-garis wajahnya mungkin menjauhkan calon pemilih. Cambang dan brewok mulai ketinggalan jaman di awal abad 20 dengan bangkitnya profesional baru, atau kelas “white collar,” yang mensyaratkan laki-laki tampil rapi dan ramah. Wajah tanpa cambang, brewok dan kumis juga ikut menjadi standar dunia politik.
193 cm
190 cm
163 cm
Keyakinan umum menyebutkan orang tinggi lebih punya peluang menjadi pemimpin dan menjadi kaya dibandingkan orang pendek. Dan memang, tiga presiden AS yang dianggap paling berpengaruh, George Washington, Thomas Jefferson, dan Abraham Lincoln, adalah presiden dengan tinggi badan tertinggi, dan Lincoln memimpin dengan tinggi badan 193 sentimeter. Tapi presiden AS ke-2, John Adams, adalah salah satu yang terpendek dengan tinggi badan 170 sentimeter, dan dianggap sebagai salah satu pendiri negara Amerika.