Tak Ada Tempat Yang Aman

Perjalanan Seorang Pria Uighur dari Penjara China ke Turki.

Turki telah lama dianggap sebagai tempat berlindung yang aman bagi orang Uighur, kelompok minoritas Turki dan Muslim yang telah lama menghadapi persekusi keagamaan di China selama lebih dari seabad. Para pengungsi Uighur di banyak negara lain beresiko dideportasi. Tapi seiring menguatnya hubungan Turki-China, banyak orang Uighur di Istambul yang khawatir kalau perlindungan yang mereka nikmati di Turki bisa berkurang dan mereka kembali menghadapi siksaan dari pemerintah China.

Waktu kecil, ibu saya sering diseret keluar rumah, tangan terikat.

Mereka bilang dia musuh negara.

Tapi sebenarnya dia adalah orang terpelajar dan bukan Komunis.

Dia mengajarkan sejarah asli kami.

Adel Abdulghufor adalah seorang Muslim Uighur dari Kashgar, yang ia sebut negara Turkestan Timur.

Xinjiang

China

Secara resmi, kawasan itu dinamai Kawasan Otonomi Uighur Xinjiang dan bagian dari China.

Ketika Republik Rakyat China dibentuk pada 1949, Xinjiang diatur oleh komunis, setelah berpuluh tahun mengalami pergolakan dan campur tangan dari luar.

Pada tahun 1990an, gerakan separatis tumbuh setelah Uni Soviet runtuh dan negara-negara Asia Tengah mayoritas Muslim menyatakan kebebasannya.

Dalam beberapa tahun terakhir China memperkuat tekanan terhadap separatis dan aktivis di Xinjiang.

Sekitar satu juta orang Uighur diyakini ditahan di kamp-kamp "pendidikan ulang," di mana AS menuduh China melakukan "kejahatan kemanusiaan" termasuk penyiksaan dan kerja paksa.

Menurut China kamp tersebut membantu mereka bangkit dari kemiskinan.

Sebelumnya penjara, sekarang kamp.

Tapi sebetulnya sama saja.

Pada 1997 protes pecah di Ghulja. Kami turun ke jalan selama tiga hari.

Adel bilang helikopter menyemprotkan air dingin ke para demonstran.

Baju orang-orang membeku. Saya lihat orang-orang mati di jalan.

Para demonstran menyebarkan foto-foto jari-jari tangan dan kaki yang beku.

Kami ingin jadi nasionalis. Kami ingin bisa merayakan hari libur Islam.

Kelompok HAM sebut hari ini sebagai "Insiden Ghulja."

Pihak keamanan bubarkan protes dan ratusan orang ditangkap, terluka, atau tewas.

Ribuan orang terus ditangkap.

Saya sembunyi selama tiga hari dan pergi ke Beijing untuk dapat paspor palsu untuk kabur ke Turkmenistan.

Saya ditangkap di bandara ketika sedang masuk pesawat dan dijatuhkan hukuman penjara 14 tahun.

Menurut mereka saya bagian dari kelompok separatis yang brutal dan saya dipenjara di Kashgar.

Selama tiga bulan pertama di penjara, kami berdesak-desakan di ruangan dingin tanpa selimut.

Waktu keluar untuk ke kamar mandi, kami dirantai bersama-sama.

Kalau ada yang perlu ke kamar mandi lebih dari sekali sehari, mereka terpaksa buang air di ruangan kami tinggal. Udara di ruangan itu jadi beracun.

Tiga tahun kemudian saya dipindahkan ke penjara di Urumqi.

Di sana satu ruangan berisi 30 orang, dengan toilet terbuka yang dibersihkan setiap dua atau tiga hari.

Narapidana lainnya biasanya melaporkan narapidana Uighur yang mereka lihat beribadah.

Narapidana lainnya biasanya melaporkan narapidana Uighur yang mereka lihat beribadah.

Satu malam saya mengigau dan melafalkan adzan ketika sedang tidur.

Teman-teman saya tidak berani membangunkan saya.

Mereka seret saya ke lorong ke pintu penjara besar.

Saya terjatuh dari 5-8 anak tangga di halaman penjara.

Selama hampir sebulan saya harus habiskan 10 jam sehari dengan bata digantung di leher saya.

Ketika masa hukuman saya berakhir, saya keluar dari penjara itu. Tapi saya ditahan lagi dua kali setelah itu karena menghubungi teman lama, jadi saya kabur dari China.

Adel diselundupkan keluar dari Xinjiang ke provinsi tetangga.

China

Ia bertemu dengan beberapa teman dari provinsi Yunnan. Bersama, mereka berjalan kaki selama 24 jam ke Vietnam.

Ia kemudian pergi ke Malaysia, Thailand, Laos …

… dan akhirnya tiba di Turki pada 2014.

Turki sejak lama menjadi tempat yang lebih aman bagi orang Uighur. Pengacara HAM bilang negara-negara yang kurang berkuasa merasa terpaksa mendeportasi orang Uighur atas desakan China.

Orang-orang Turki sangat positif terhadap orang-orang Uighur.

Bahasa kami mirip dan agama kami sama.

kata Ibrahim Ergin, seorang pengacara untuk pengungsi.

Tapi dalam beberapa tahun terakhir, dinamika ini mulai berubah seiring dengan ikatan ekonomi Turki dan China yang makin menguat.

Orang-orang Uighur yang mencari keluarga mereka yang dipenjara di China dan membahasnya di media atau media sosial menghadapi masalah.

Pada akhir 2020, China meratififikasi perjanjian ekstradisi dengan Turki.

Sejauh ini belum ada orang Uighur yang dideportasi, tapi mereka akan ditangkap dan dipenjara sampai 12 bulan kalau China bilang pada Turki mereka teroris atau penjahat.

[Kalau Turki juga meratifikasi perjanjian itu, Turki bisa jadi] melanggar hak hidup banyak klien kami.

Menlu Turki bilang "keliru dan tidak adil kalau mengatakan ini adalah kesepakatan untuk mengekstradisi orang Uighur."

Saya cinta Turki tapi saya bisa lihat hubungannya dengan China semakin kuat.

Dan di sini jadi mengerikan.

Waktu kecil, ibu saya sering diseret keluar rumah, tangan terikat.

Mereka bilang dia musuh negara.

Tapi sebenarnya dia adalah orang terpelajar dan bukan Komunis.

Dia mengajarkan sejarah asli kami.

Adel Abdulghufor adalah seorang Muslim Uighur dari Kashgar, yang ia sebut negara Turkestan Timur.

Xinjiang

Beijing

Kashgar

China

Secara resmi, kawasan itu dinamai Kawasan Otonomi Uighur Xinjiang dan bagian dari China.

India

Ketika Republik Rakyat China dibentuk pada 1949, Xinjiang diatur oleh komunis, setelah berpuluh tahun mengalami pergolakan dan campur tangan dari luar.

Pada tahun 1990an, gerakan separatis tumbuh setelah Uni Soviet runtuh dan negara-negara Asia Tengah mayoritas Muslim menyatakan kebebasannya.

Kazakhstan

Uzbekistan

Kyrgyzstan

Tajikstan

Dalam beberapa tahun terakhir China memperkuat tekanan terhadap separatis dan aktivis di Xinjiang.

Sekitar satu juta orang Uighur diyakini ditahan di kamp-kamp "pendidikan ulang," di mana AS menuduh China melakukan "kejahatan kemanusiaan" termasuk penyiksaan dan kerja paksa.

Menurut China kamp tersebut membantu mereka bangkit dari kemiskinan.

Sebelumnya penjara, sekarang kamp.

Tapi sebetulnya sama saja.

Pada 1997 protes pecah di Ghulja. Kami turun ke jalan selama tiga hari.

Adel bilang helikopter menyemprotkan air dingin ke para demonstran.

Baju orang-orang membeku. Saya lihat orang-orang mati di jalan.

Para demonstran menyebarkan foto-foto jari-jari tangan dan kaki yang beku.

Kami ingin jadi nasionalis. Kami ingin bisa merayakan hari libur Islam.

Kelompok HAM sebut hari ini sebagai "Insiden Ghulja."

Pihak keamanan bubarkan protes dan ratusan orang ditangkap, terluka, atau tewas.

Ribuan orang terus ditangkap.

Saya sembunyi selama tiga hari dan pergi ke Beijing untuk dapat paspor palsu untuk kabur ke Turkmenistan.

Saya ditangkap di bandara ketika sedang masuk pesawat dan dijatuhkan hukuman penjara 14 tahun.

Menurut mereka saya bagian dari kelompok separatis yang brutal dan saya dipenjara di Kashgar.

Selama tiga bulan pertama di penjara, kami berdesak-desakan di ruangan dingin tanpa selimut.

Waktu keluar untuk ke kamar mandi, kami dirantai bersama-sama.

Kalau ada yang perlu ke kamar mandi lebih dari sekali sehari, mereka terpaksa buang air di ruangan kami tinggal. Udara di ruangan itu jadi beracun.

Tiga tahun kemudian saya dipindahkan ke penjara di Urumqi.

Di sana satu ruangan berisi 30 orang, dengan toilet terbuka yang dibersihkan setiap dua atau tiga hari.

Narapidana lainnya biasanya melaporkan narapidana Uighur yang mereka lihat beribadah.

Kalau dihukum, biasanya kepala kami dicelupkan ke toilet.

Satu malam saya mengigau dan melafalkan adzan ketika sedang tidur.

Teman-teman saya tidak berani membangunkan saya.

Tapi dua narapidana China memegang kaki saya dan menyeret saya dari tempat tidur.

Mereka seret saya ke lorong ke pintu penjara besar.

Saya terjatuh dari 5-8 anak tangga di halaman penjara.

Selama hampir sebulan saya harus habiskan 10 jam sehari dengan bata digantung di leher saya.

Ketika masa hukuman saya berakhir, saya keluar dari penjara itu. Tapi saya ditahan lagi dua kali setelah itu karena menghubungi teman lama, jadi saya kabur dari China.

Adel diselundupkan keluar dari Xinjiang ke provinsi tetangga.

China

Ia bertemu dengan beberapa teman dari provinsi Yunnan. Bersama, mereka berjalan kaki selama 24 jam ke Vietnam.

Ia kemudian pergi ke Malaysia, Thailand, Laos …

… dan akhirnya tiba di Turki pada 2014.

Turki sejak lama menjadi tempat yang lebih aman bagi orang Uighur. Pengacara HAM bilang negara-negara yang kurang berkuasa merasa terpaksa mendeportasi orang Uighur atas desakan China.

Orang-orang Turki sangat positif terhadap orang-orang Uighur.

Bahasa kami mirip dan agama kami sama.

kata Ibrahim Ergin, seorang pengacara untuk pengungsi.

Tapi dalam beberapa tahun terakhir, dinamika ini mulai berubah seiring dengan ikatan ekonomi Turki dan China yang makin menguat.

Orang-orang Uighur yang mencari keluarga mereka yang dipenjara di China dan membahasnya di media atau media sosial menghadapi masalah.

Pada akhir 2020, China meratififikasi perjanjian ekstradisi dengan Turki.

Sejauh ini belum ada orang Uighur yang dideportasi, tapi mereka akan ditangkap dan dipenjara sampai 12 bulan kalau China bilang pada Turki mereka teroris atau penjahat.

[Kalau Turki juga meratifikasi perjanjian itu, Turki bisa jadi] melanggar hak hidup banyak klien kami.

Menlu Turki bilang "keliru dan tidak adil kalau mengatakan ini adalah kesepakatan untuk mengekstradisi orang Uighur."

Saya cinta Turki tapi saya bisa lihat hubungannya dengan China semakin kuat.

Dan di sini jadi mengerikan.

Waktu kecil, ibu saya sering diseret keluar rumah, tangan terikat.

Mereka bilang dia musuh negara.

Tapi sebenarnya dia adalah orang terpelajar dan bukan Komunis.

Dia mengajarkan sejarah asli kami.

Adel Abdulghufor adalah seorang Muslim Uighur dari Kashgar, yang ia sebut negara Turkestan Timur.

Mongolia

Urumqi

Xinjiang

Kashgar

Beijing

China

Secara resmi, kawasan itu dinamai Kawasan Otonomi Uighur Xinjiang dan bagian dari China.

India

Ketika Republik Rakyat China dibentuk pada 1949, Xinjiang diatur oleh komunis, setelah berpuluh tahun mengalami pergolakan dan campur tangan dari luar.

Pada tahun 1990an, gerakan separatis tumbuh setelah Uni Soviet runtuh dan negara-negara Asia Tengah mayoritas Muslim menyatakan kebebasannya.

Kazakhstan

Uzbekistan

Kyrgyzstan

Tajikstan

Dalam beberapa tahun terakhir China memperkuat tekanan terhadap separatis dan aktivis di Xinjiang.

Sekitar satu juta orang Uighur diyakini ditahan di kamp-kamp "pendidikan ulang," di mana AS menuduh China melakukan "kejahatan kemanusiaan" termasuk penyiksaan dan kerja paksa.

Menurut China kamp tersebut membantu mereka bangkit dari kemiskinan.

Sebelumnya penjara, sekarang kamp.

Tapi sebetulnya sama saja.

Pada 1997 protes pecah di Ghulja. Kami turun ke jalan selama tiga hari.

Adel bilang helikopter menyemprotkan air dingin ke para demonstran.

Baju orang-orang membeku. Saya lihat orang-orang mati di jalan.

Para demonstran menyebarkan foto-foto jari-jari tangan dan kaki yang beku.

Kami ingin jadi nasionalis. Kami ingin bisa merayakan hari libur Islam.

Kelompok HAM sebut hari ini sebagai "Insiden Ghulja."

Pihak keamanan bubarkan protes dan ratusan orang ditangkap, terluka, atau tewas.

Ribuan orang terus ditangkap.

Saya sembunyi selama tiga hari dan pergi ke Beijing untuk dapat paspor palsu untuk kabur ke Turkmenistan.

Saya ditangkap di bandara ketika sedang masuk pesawat dan dijatuhkan hukuman penjara 14 tahun.

Menurut mereka saya bagian dari kelompok separatis yang brutal dan saya dipenjara di Kashgar.

Selama tiga bulan pertama di penjara, kami berdesak-desakan di ruangan dingin tanpa selimut.

Waktu keluar untuk ke kamar mandi, kami dirantai bersama-sama.

Kalau ada yang perlu ke kamar mandi lebih dari sekali sehari, mereka terpaksa buang air di ruangan kami tinggal. Udara di ruangan itu jadi beracun.

Tiga tahun kemudian saya dipindahkan ke penjara di Urumqi.

Di sana satu ruangan berisi 30 orang, dengan toilet terbuka yang dibersihkan setiap dua atau tiga hari.

Kalau dihukum, biasanya kepala kami dicelupkan ke toilet.

Narapidana lainnya biasanya melaporkan narapidana Uighur yang mereka lihat beribadah.

Satu malam saya mengigau dan melafalkan adzan ketika sedang tidur.

Teman-teman saya tidak berani membangunkan saya.

Tapi dua narapidana China memegang kaki saya dan menyeret saya dari tempat tidur.

Mereka seret saya ke lorong ke pintu penjara besar.

Saya terjatuh dari 5-8 anak tangga di halaman penjara.

*

Selama hampir sebulan saya harus habiskan 10 jam sehari dengan bata digantung di leher saya.

Ketika masa hukuman saya berakhir, saya keluar dari penjara itu. Tapi saya ditahan lagi dua kali setelah itu karena menghubungi teman lama, jadi saya kabur dari China.

MONGOLIA

XINJIANG

Adel diselundupkan keluar dari Xinjiang ke provinsi tetangga. Untuk melewati perbatasan, dia turun dari mobil dua kilometer dari perbatasan dan mulai berjalan kaki.

CHINA

Ia bertemu dengan beberapa teman dari provinsi Yunnan. Ia diberi pakaian, dan mereka berjalan selama 24 jam melalui hutan ke Vietnam.

Ia kemudian pergi ke Malaysia, Thailand, Laos …

… dan akhirnya tiba di Turki pada 2014.

Turki sejak lama menjadi tempat yang lebih aman bagi orang Uighur. Pengacara HAM bilang negara-negara yang kurang berkuasa merasa terpaksa mendeportasi orang Uighur atas desakan China.

Orang-orang Turki sangat positif terhadap orang-orang Uighur.

Bahasa kami mirip dan agama kami sama.

kata Ibrahim Ergin, seorang pengacara untuk pengungsi.

Tapi dalam beberapa tahun terakhir, dinamika ini mulai berubah seiring dengan ikatan ekonomi Turki dan China yang makin menguat.

Orang-orang Uighur yang mencari keluarga mereka yang dipenjara di China dan membahasnya di media atau media sosial menghadapi masalah.

Pada akhir 2020, China meratififikasi perjanjian ekstradisi dengan Turki.

Sejauh ini belum ada orang Uighur yang dideportasi, tapi mereka akan ditangkap dan dipenjara sampai 12 bulan kalau China bilang pada Turki mereka teroris atau penjahat.

[Kalau Turki juga meratifikasi perjanjian itu, Turki bisa jadi] melanggar hak hidup banyak klien kami.

Menlu Turki bilang "keliru dan tidak adil kalau mengatakan ini adalah kesepakatan untuk mengekstradisi orang Uighur."

Saya cinta Turki tapi saya bisa lihat hubungannya dengan China semakin kuat.

Dan di sini jadi mengerikan.

Waktu kecil, ibu saya sering diseret keluar rumah, tangan terikat.

Mereka bilang dia musuh negara.

Tapi sebenarnya dia adalah orang terpelajar dan bukan Komunis.

Dia mengajarkan sejarah asli kami.

Adel Abdulghufor adalah seorang Muslim Uighur dari Kashgar, yang ia sebut negara Turkestan Timur.

Kazakhstan

Mongolia

Urumqi

Xinjiang

Beijing

Kashgar

China

Pakistan

Secara resmi, kawasan itu dinamai Kawasan Otonomi Uighur Xinjiang dan bagian dari China.

India

Ketika Republik Rakyat China dibentuk pada 1949, Xinjiang diatur oleh komunis, setelah berpuluh tahun mengalami pergolakan dan campur tangan dari luar.

Pada tahun 1990an, gerakan separatis tumbuh setelah Uni Soviet runtuh dan negara-negara Asia Tengah mayoritas Muslim menyatakan kebebasannya.

Kazakhstan

Uzbekistan

Kyrgyzstan

Tajikstan

Dalam beberapa tahun terakhir China memperkuat tekanan terhadap separatis dan aktivis di Xinjiang.

Sekitar satu juta orang Uighur diyakini ditahan di kamp-kamp "pendidikan ulang," di mana AS menuduh China melakukan "kejahatan kemanusiaan" termasuk penyiksaan dan kerja paksa.

Menurut China kamp tersebut membantu mereka bangkit dari kemiskinan.

Sebelumnya penjara, sekarang kamp.

Tapi sebetulnya sama saja.

Pada 1997 protes pecah di Ghulja. Kami turun ke jalan selama tiga hari.

Adel bilang helikopter menyemprotkan air dingin ke para demonstran.

Baju orang-orang membeku. Saya lihat orang-orang mati di jalan.

Para demonstran menyebarkan foto-foto jari-jari tangan dan kaki yang beku.

Kami ingin jadi nasionalis. Kami ingin bisa merayakan hari libur Islam.

Kelompok HAM sebut hari ini sebagai "Insiden Ghulja."

Pihak keamanan bubarkan protes dan ratusan orang ditangkap, terluka, atau tewas.

Ribuan orang terus ditangkap.

Saya sembunyi selama tiga hari dan pergi ke Beijing untuk dapat paspor palsu untuk kabur ke Turkmenistan.

Saya ditangkap di bandara ketika sedang masuk pesawat dan dijatuhkan hukuman penjara 14 tahun.

Menurut mereka saya bagian dari kelompok separatis yang brutal dan saya dipenjara di Kashgar.

Selama tiga bulan pertama di penjara, kami berdesak-desakan di ruangan dingin tanpa selimut.

Waktu keluar untuk ke kamar mandi, kami dirantai bersama-sama.

Kalau ada yang perlu ke kamar mandi lebih dari sekali sehari, mereka terpaksa buang air di ruangan kami tinggal. Udara di ruangan itu jadi beracun.

Tiga tahun kemudian saya dipindahkan ke penjara di Urumqi.

Di sana satu ruangan berisi 30 orang, dengan toilet terbuka yang dibersihkan setiap dua atau tiga hari.

Kalau dihukum, biasanya kepala kami dicelupkan ke toilet.

Petugas penjara China, yang jadi informan, melaporkan orang-orang Uighur yang kelihatan melakukan kegiatan agama.

Satu malam saya mengigau dan melafalkan adzan ketika sedang tidur.

Teman-teman saya tidak berani membangunkan saya.

Tapi dua narapidana China memegang kaki saya dan menyeret saya dari tempat tidur.

Mereka seret saya ke lorong ke pintu penjara besar.

Saya terjatuh dari 5-8 anak tangga di halaman penjara.

*

* “Orang ini melanggar peraturan”

Selama hampir sebulan saya harus habiskan 10 jam sehari dengan bata digantung di leher saya.

Ketika masa hukuman saya berakhir, saya keluar dari penjara itu. Tapi saya ditahan lagi dua kali setelah itu karena menghubungi teman lama, jadi saya kabur dari China.

Xinjiang

Adel diselundupkan keluar dari Xinjiang ke provinsi tetangga. Untuk melewati perbatasan, dia turun dari mobil dua kilometer dari perbatasan dan mulai berjalan kaki.

China

Pakistan

India

Ia bertemu dengan beberapa teman dari provinsi Yunnan. Ia diberi pakaian, dan mereka berjalan selama 24 jam melalui hutan ke Vietnam.

Ia kemudian pergi ke Malaysia, Thailand, Laos …

… dan akhirnya tiba di Turki pada 2014.

Turki sejak lama menjadi tempat yang lebih aman bagi orang Uighur. Pengacara HAM bilang negara-negara yang kurang berkuasa merasa terpaksa mendeportasi orang Uighur atas desakan China.

Orang-orang Turki sangat positif terhadap orang-orang Uighur.

Bahasa kami mirip dan agama kami sama.

kata Ibrahim Ergin, seorang pengacara untuk pengungsi.

Tapi dalam beberapa tahun terakhir, dinamika ini mulai berubah seiring dengan ikatan ekonomi Turki dan China yang makin menguat.

Orang-orang Uighur yang mencari keluarga mereka yang dipenjara di China dan membahasnya di media atau media sosial menghadapi masalah.

Pada akhir 2020, China meratififikasi perjanjian ekstradisi dengan Turki.

[Kalau Turki juga meratifikasi perjanjian itu, Turki bisa jadi] melanggar hak hidup banyak klien kami.

Sejauh ini belum ada orang Uighur yang dideportasi, tapi mereka akan ditangkap dan dipenjara sampai 12 bulan kalau China bilang pada Turki mereka teroris atau penjahat.

Menlu Turki bilang "keliru dan tidak adil kalau mengatakan ini adalah kesepakatan untuk mengekstradisi orang Uighur."

Saya cinta Turki tapi saya bisa lihat hubungannya dengan China semakin kuat.

Dan di sini jadi mengerikan.

Catatan Editor

VOA tidak bisa memverifikasi semua detil cerita Abdulghufor karena China mengontrol ketat informasi yang datang dari Xinjiang, tapi kisahnya secara umum sejalan dengan kisah-kisah lain yang disampaikan pada organisasi-organisasi HAM dan berita, termasuk VOA, selama puluhan tahun.