Saya penerbit, pemilik, editor dari koran mingguan kota kecil — betul-betul sebuah kota kecil. Salah satu kota tersebut, Mount Carroll, berpenduduk sekitar 1.600 orang.
Berita yang kami liput adalah isu-isu lokal. Saya kira orang-orang yang saya temui — ada banyak orang di komunitas dan daerah ini — yang cenderung tidak percaya apapun. Mereka tidak percaya apa yang mereka lihat di media sosial, mereka juga tidak percaya apa yang diberitakan semua jaringan televisi nasional, semua koran besar, seperti The New York Times atau The Washington Post atau The Chicago Tribune. Mereka justru menjadi skeptis terhadap semua media itu.
Saya kenal orang-orang yang bercanda dengan saya dan berkata, “Oh, itu berita palsu ya, Bob?” atau “Bagaimana Anda tahu itu bukan fakta alternatif?” Mereka bercanda. Tapi mereka jelas mengulang apa yang mereka dengar di TV nasional.
Saya kira warga di daerah pedesaan kami memiliki pemikiran yang tertanam di kepala mereka bahwa di tingkat nasional, mereka tidak tahu harus percaya atau tidak. Dan ini turun ke tingkat lokal dan mereka jadi mudah curiga pada berita.
Saya belum pernah melihatnya di lingkungan saya, kecuali candaan tentang berita palsu. Memang mereka bercanda, tapi mereka memikirkan masalah (berita palsu) ini. Anda bertanya-tanya — apa hasilnya? Saya rasa mereka akan percaya (bahwa berita yang ditayangkan di televisi nasional dan dimuat di koran besar adaah palsu).