Serangan teroris 11 September di New York tidak hanya menghancurkan Menara Kembar di kawasan World Trade Center. Ada total 10 gedung, termasuk tujuh yang terletak di kompleks WTC, dan plaza WTC yang hancur di kawasan yang kemudian dikenal sebagai Ground Zero di Lower Manhattan. 20 tahun setelah serangan tersebut, upaya pembangunan kembali hampir selesai, dan mengubah kawasan tersebut menjadi tempat monumen peringatan untuk mengenang korban dan gedung-gedung baru yang menyediakan tempat inovatif untuk bisnis, belanja, transportasi dan ibadah. Lihat galeri foto VOA di bawah ini untuk melihat dan membaca perubahan Ground Zero.
Masa |
|
Gedung |
Ada 110 lantai di One World Trade Center (kiri) dan mulai diisi oleh penyewa pertamanya pada tahun 1970. Gedung ini adalah salah satu dari dua menara kembar yang dirancang oleh arsitek Amerika Minoru Yamasaki dan dibangun oleh Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, sebuah gabungan lembaga pemerintah kedua negara bagian tersebut. Menara kembar itu terletak di tempat yang dulunya adalah "Radio Row," daerah Lower Manhattan yang terkenal dengan toko elektroniknya.
Konstruksi dimulai pada 5 Agustus 1966 dengan peletakan batu pertama dan menggunakan teknik inovatif di mana struktur utama masing-masing menara itu berbentuk tabung persegi berongga yang terdiri dari kolom-kolom baja yang berdekatan, yang terhubung ke kolom utama menara yang terbuat dari baja melalui kerangka lantai.
Ketika WTC 1 selesai dibangun pada 1972, gedung setinggi 417 meter ini menjadi yang tertinggi di dunia, mengalahkan Empire State Building di New York. Gedung ini resmi beroperasi pada 4 April 1973. Tapi WTC 1 tidak lagi menjadi gedung tertinggi setelah gedung Sears Tower setinggi 443 meter selesai dibangun di Chicago pada 1974.
Fitur-fitur unik WTC 1 termasuk ruang untuk restoran yang terletak di lantai 106 dan 107 dan dikenal sebagai Windows of the World atau Jendela Dunia, dan dibuka untuk umum pada 19 April 1976, menjadi tujuan turis yang populer.
Antena telekom setinggi 110 meter dipasang di atap WTC 1 pada tahun 1979, menjadikan gedung itu setinggi 527 meter. Tapi antena tidak dihitung sebagai ukuran tinggi suatu gedung karena secara internasional tidak diterima sebagai komponen arsitektur dari suatu gedung.
Pada 24 Juli 2001, Otoritas Pelabuhan menyetujui sewa Menara Kembar World Trade Center dan gedung-gedung pendek yang berada di sekeliling World Trade Center selama 99 tahun kepada seorang pengembang Amerika Larry Silverstein seharga $3,2 miliar (sekitar Rp45,6 triliun).
WTC 1, yang juga dikenal sebagai North Tower atau Menara Utara dari Menara Kembar, adalah yang pertama ditabrak oleh pesawat yang dibajak pada 11 September pada pukul 8:46 pagi waktu setempat. Menara Utara adalah menara kedua yang runtuh pada pukul 10:38 pagi waktu setempat.
Sebuah kolam pantul tempat Menara Utara dulu hampir selesai dibangun pada Juli 2011. Kolam tersebut dirancang oleh seorang arsitek Amerika keturunan Israel Michael Arad dan seorang arsitek lanskap Peter Walker sebagai bagian dari Memorial Nasional 11 September. Memorial baru itu didedikasikan bagi keluarga korban dalam sebuah upacara 11 September 2011 dan baru dibuka untuk umum keesokan harinya.
Kolam pantul Utara dan Selatan mempunyai air terjun terbesar buatan manusia di Amerika Utara, masing-masing setinggi sembilan meter dan berujung di kolam persegi. Menurut Arad kolam-kolam tersebut mewakili “ketiadaan yang terlihat” dengan air yang mengalir ke rongga yang tidak pernah bisa terpenuhi.
Dinding perunggu yang mengelilingi kolam Utara memajang nama korban 11 September termasuk mereka yang berada di gedung WTC 1 dan di pesawat American Airlines Penerbangan 11 yang ditabrakkan pembajak ke gedung tersebut, dan mereka yang tewas pada 26 Februari 1993, dalam pemboman yang dilakukan teroris di bawah Menara Utara.
Ada 110 lantai di Two World Trade Center dan mulai diisi oleh penyewa pertamanya pada tahun 1971. Menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia setinggi 415 meter. Konstruksi bangunan ini selesai pada tahun 1973.
Pada 24 Juli 2001, Otoritas Pelabuhan menyetujui sewa Menara Kembar World Trade Center dan gedung-gedung pendek yang berada di sekeliling World Trade Center selama 99 tahun kepada seorang pengembang Amerika Larry Silverstein seharga $3,2 miliar (sekitar Rp45,6 triliun).
WTC 2 (kiri), yang juga dikenal sebagai South Tower atau Menara Selatan dari Menara Kembar, adalah yang kedua ditabrak oleh pesawat yang dibajak pada 11 September pada pukul 9:03 pagi waktu setempat. Menara Utara adalah menara pertama yang runtuh pada pukul 9:59 pagi waktu setempat.
Sebuah kolam pantul tempat Menara Selatan dulu hampir selesai dibangun pada Juli 2011. Kolam tersebut dirancang oleh seorang arsitek Amerika keturunan Israel Michael Arad dan seorang arsitek lanskap Peter Walker sebagai bagian dari Memorial Nasional 11 September. Memorial baru itu didedikasikan bagi keluarga korban dalam sebuah upacara 11 September 2011 dan baru dibuka untuk umum keesokan harinya.
Kolam pantul Utara dan Selatan memiliki air terjun terbesar buatan manusia di Amerika Utara, masing-masing setinggi sembilan meter dan berujung di kolam persegi. Menurut Arad kolam-kolam tersebut mewakili “ketiadaan yang terlihat” dengan air yang mengalir ke rongga yang tidak pernah bisa terpenuhi.
Dinding perunggu yang mengelilingi kolam Selatan memajang nama korban 11 September termasuk mereka yang berada di gedung WTC 2 dan di pesawat American Airlines Penerbangan 175 yang ditabrakkan pembajak ke gedung tersebut; responden pertama; mereka yang ada di Pentagon dan yang berada di pesawat American Airlines Penerbangan 77 yang dibajak dan ditabrakkan ke Pentagon; dan mereka yang berada di pesawat United Airlines Penerbangan 93 yang dibajak dan jatuh di Shanksville, Pennsylvania.
Three World Trade Center dibuka pada 1981. Vista International Hotel yang memiliki 22 lantai dan 800 kamar menjadi hotel merek ternama pertama di Lower Manhattan. Sebuah bom yang meledak di tempat parkir bawah tanah WTC pada 26 Februari 1993, menewaskan enam orang dan merusak area di bawah hotel. Gedung tersebut dibuka kembali pada November 1994 setelah diperbaiki. Marriott International mengambil alih manajemen hotel tersebut pada 1995 dan diberi nama Marriott World Trade Center.
Setelah pesawat-pesawat yang dibajak menabrak Menara Kembar pada 11 September, staf Marriott mengevakuasi ratusan tamu. Mereka juga membantu ratusan pekerja yang meninggalkan Menara Utara melalui lobi hotel, mengarahkan mereka ke pintu keluar di ujung selatan hotel menuju Liberty Street.
Runtuhnya Menara Selatan pada pukul 9:59 pagi waktu setempat membelah bagian tengah hotel, seperti terlihat di foto yang diambil oleh seorang jurnalis foto paruh waktu Amerika Bill Biggart dari West Street. Runtuhnya Menara Utara pada pukul 10:28 menewaskan Biggart beberapa saat setelah ia mengambil foto tersebut dan menghancurkan sebagian besar hotel, kecuali sebagian kecil area dalam beberapa lantai di sayap selatan. Biggart adalah satu-satunya fotografer profesional yang tewas dalam serangan tersebut.
Dua karyawan Marriott dan sedikitnya 41 petugas pemadam kebakaran tewas di hotel tersebut, menurut analisis media New York Times yang diterbitkan pada tahun 2002. New York Times juga mengutip juru bicara Marriott yang mengatakan 11 tamu tak terdaftar belum ditemukan.
Tempat hotel Marriot dulu menjadi bagian dari plaza Memorial 11 September yang dirancang oleh arsitek Amerika keturunan Israel Michael Arad dan arsitek lanskap Amerika Peter Walker dan didedikasikan untuk keluarga dalam sebuah upacara pada 11 September 2011. Tempat itu dibuka untuk umum pada keesokan harinya.
Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, yang memiliki tanah hotel yang hancur itu, mengizinkan lokasi tersebut menjadi bagian plaza Memorial setelah mencapai kesepakatan pada Oktober 2003 untuk mengakhiri sewa Marriott Corporation yang semestinya baru selesai pada tahun 2094. Kesepakatan itu membebaskan Hotel Marriott dari kewajibannya untuk membangun kembali hotel tersebut.
Lebih dari 400 pohon ek putih rawa mengelilingi dua kolam pantul di plaza Memorial.
Dua gedung kecil juga berada di tempat hotel itu dulu. Perusahaan arsitek lanskap Amerika Peter Walker, yang merancang plaza itu, mengatakan dua gedung itu memberikan ventilasi bagi fasilitas di bawah plaza. Menurutnya gedung tersebut juga berisi ruang untuk servis dan pos keamanan.
Four World Trade Center, gedung perkantoran sembilan lantai, menerima penyewa pertamanya pada 1977. Penghuni utama gedung tersebut termasuk Deutsche Bank dan Dewan Perdagangan New York.
Sebagian besar gedung WTC 4 hancur akibat runtuhnya Menara Selatan pada 11 September. Bagian yang masih tersisa dihancurkan ketika Ground Zero dibersihkan.
WTC 4 baru dibangun pada 2011 di sebagian tempat di mana gedung aslinya dulu berada. Menara yang dirancang oleh firma arsitektur Maki and Associates of Japan merupakan bagian dari master plan pembangunan kembali kompleks WTC yang dirancang oleh arsitek Amerika Daniel Libeskind pada tahun 2003. Pada 26 Agustus 2010, pengembang Silverstein Properties mendapatkan izin sewa dari Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey untuk mulai membangun dan mengoperasikan WTC 4.
Three World Trade Center yang baru sedang dibangun di bagian lain gedung aslinya pada tahun 2011. Dirancang oleh firma arsitektur Rogers Stirk Harbour + Partners of Britain, menara ini merupakan bagian dari master plan yang dirancang oleh arsitek Amerika Daniel Libeskind pada 2003 untuk pembangunan ulang kompleks WTC. Pada 26 Agustus 2010, pengembang Silverstein Properties mendapatkan izin sewa dari Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey untuk mulai membangun dan mengoperasikan WTC 3.
Gedung WTC 4 yang memiliki 72 lantai dibuka pada 13 November 2013. Gedung setinggi 297 meter itu direncanakan sebagai gedung pencakar langit tertinggi ke-empat di kompleks WTC. Arsitek Fumihiko Maki menggambarkan WTC 4 sebagai “menara minimalis dengan kehadiran yang tepat, tenang tapi bermartabat.”
Sepertiga dari ruang perkantoran WTC menjadi markas baru Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey. Penyewa lainnya termasuk City of New York (pemerintah), Mediamath, Morningstar, SportsNet New York (SNY), Spotify, Sterling Entertainment dan Zurich American Insurance Company.
Podium WTC 4 juga termasuk pertokoan sebanyak tiga lantai dan dua lantai di bawah tanah.
WTC 3 yang memiliki 80 lantai dibuka pada 11 Juni 2018. Gedung setinggi 328 meter itu direncanakan sebagai menara tertinggi ke-tiga di kompleks WTC.
Fitur khas dari WTC 3 termasuk rangka baja penahan ekstrenal “K” dan teras di lantai 17, 60 dan 76. Penyewa di gedung tersebut termasuk Asana, Casper Sleep, Cozen O’Connor, Diageo, GroupM, Hudson River Trading, IEX Group, Kelley Drye & Warren, McKinsey & Company, dan Uber. Gedung itu juga punya lima lantai pertokoan.
Five World Trade Center, gedung perkantoran sembilan lantai, dibuka untuk penyewa pertamanya pada tahun 1972. Penyewa utama termasuk Credit Suisse First Boston dan Morgan Stanley.
WTC 5 dimusnahkan api dan puing-puing setelah runtuhnya Menara Kembar pada 11 September. Gedung itu dihancurkan sebagai bagian dari pembersihan Ground Zero.
Pengerjaan pondasi Two World Trade Center tengah berlangsung pada 2011 di bagian utara tempat gedung itu berdiri dulunya. Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, yang memiliki situs tersebut, menyetujui rencana pembangunan pada 26 Agustus 2010 yang diajukan oleh pengembang Silverstein Properties.
Desain awal WTC 2 oleh firma arsitektur Inggris Foster + Partners menggambarkan menara setinggi 79 tingkat yang akan menjadi gedung kedua tertinggi di kompleks WTC setinggi 411 meter.
Hub Transportasi Oculus WTC baru tengah dibangun pada 2011 di bagian selatan tempat WTC 2 dulu berdiri.
Hub itu berfungsi sebagai stasiun jaringan kereta api Port Authority Trans-Hudson (PATH) yang menghubungkan wilayah Manhattan di kota New York dengan wilayah timur laut New Jersey. Stasiun baru itu akan menggantikan stasiun sementara yang dibuka pada 23 November 2003, dan memulihkan layanan PATH di Lower Manhattan yang terhenti sejak 11 September.
Operator stasiun PATH, Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, menyetujui desain stasiun baru yang dirancang oleh arsitek Spanyol Santiago Calatrava pada Januari 2004 dan rencananya dibuka pada 2009. Tapi karena ada modifikasi desain, konstruksi struktur di atas tanah baru dimulai pada Juli 2008.
Lantai bawah tanah dan superstruktur WTC 2 selesai dibangun pada Desember 2012.
Tapi konstruksinya dihentikan oleh pengembang Silverstein Properties pada 2013 sampai berhasil menemukan penyewa utama menara baru itu.
Bangsal logam yang mengelilingi lokasi gedung WTC 2 menjadi daya tarik wisata yang populer, berkat lukisan dinding berwarna-warni di bagian luarnya.
Seniman jalanan yang dipekerjakan oleh Silverstein Properties dan Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey pada Juni 2018, melukis mural untuk mempercantik area tersebut dengan gambar-gambar yang membangkitkan semangat. Proyek itu selesai pada bulan September 2018. Oculus Beer Garden dibuka di Church Street di lokasi itu pada Oktober 2020.
Stasiun Hub Transportasi Oculus WTC PATH dibuka untuk umum pada 3 Maret 2016. Atap putih khas stasiun itu menampilkan desain menyerupai rangka tulang sayap yang bertumpu di atas dua lengkungan. Desain itu menyerupai seekor merpati yang dilepas dari tangan seorang anak, menurut arsitek Calatrava. Di antara lengkungan itu terdapat atap tembus pandang yang bisa dibuka ketika cuaca bagus dan pada 11 September setiap tahunnya.
Hub Transportasi yang memakan biaya $4 miliar (sekitar Rp57 triliun), menjadi stasiun kereta AS termahal, hampir dua kali lipat dari anggaran awalnya yaitu $2,2 miliar (sekitar Rp31,3 triliun). Pembangunan stasiun itu juga tujuh tahun lebih lama dari rencana semula.
Dua lantai bawah tanah stasiun tersebut menjadi bagian pusat perbelanjaan Westfield World Trade Center yang dikelola oleh perusahaan real estat komersil Unibail-Rodamco-Westfield (URW). Pusat perbelanjaan ini menggantikan mal bawah tanah satu lantai yang hancur pada 11 September di bawah kompleks awal World Trade Center.
Siverstein Properties mengumumkan desain baru untuk WTC 2 pada tahun 2015, bagian dari kesepakatan awal dengan News Corp. dan 21st Century Fox yang menyewa hampir separuh ruang kantor menara tersebut. Denmark’s Bjarke Ingels Group (BIG) merancang gedung yang terdiri dari tujuh kotak yang ditumpuk satu sama lain, setinggi kurang lebih sama dengan desain awal Foster + Partners.
Setelah dua raksasa media AS itu menolak untuk meneruskan sewa di gedung WTC 2, Silverstein Properties meminta Foster + Partners pada memodifikasi desainnya secara signifikan pada Januari 2020. Ciri khas desain awalnya adalah empat atap berbentuk berlian yang tersegmentasi, turun menghadapi kolam pantul plaza Memorial 11 September tempat Menara Kembar dulu berdiri.
Silverstein Properties mengatakan pada VOA proses desain ulang Foster + Partners masih berjalan menjelang peringatan ke-20 tahun peristiwa 11 September, tapi tidak memberikan tanggal pasti kapan maket WTC 2 yang baru dirilis.
Six World Trade Center, gedung dengan delapan lantai ini dikenal sebagai U.S. Customs House atau Kantor Bea Cukai AS, dan dibuka pada tahun 1974. Penyewa gedung itu adalah badan pemerintah federal, termasuk Departemen Pertanian, Perdagangan dan Tenaga Kerja dan Biro Alkohol, Tembakau dan Senjata Api.
Runtuhnya Menara Utara pada 11 September menciptakan kawah dalam di WTC 6. Menara ini dihancurkan dalam proses pembersihan Ground Zero.
One World Trade Center baru sedang dibangun pada tahun 2011 di bagian barat tempat gedung lama berdiri.
Gedung yang awalnya diberi nama “Freedom Tower” atau “Menara Kebebasan” ini mulai dibangun oleh pengembangnya, Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey pada 27 April 2006, setelah menyetujui desain yang dirancang pada Juni 2005 oleh arsitek Amerika David Childs dari firma arsitektur Skidmore, Owings & Merrill. Desain Freedom Tower yang dibuat oleh Childs jauh berbeda dari desain yang dibuat arsitek Amerika Daniel Libeskind pada tahun 2002 yang disetujui oleh Lower Manhattan Development Corporation pada tahun 2003 sebagai bagian dari master plan Liebskind untuk pembangunan ulang kompleks World Trade Center. Tapi rancangan Childs tetap memasukkan elemen utama visi Liebskind yaitu agar Freedom Tower dibangun setinggi 542 meter, atau 1776 kaki, mengacu pada tahun kemerdekaan Amerika.
Otoritas Pelabuhan mengubah nama Freedom Tower menjadi One World Trade Center pada 29 Maret 2009. Perusahaan real estat komersil The Durst Organization bergabung dengan Otoritas Pelabuhan sebagai mitra pengembang WTC 1 pada 7 Juli 2010.
Pada September 2011, kontraktor berhasil menyelesaikan 80 lantai dari 104 lantai yang direncanakan.
Stasiun kereta sementara untuk jaringan Port Authority Trans-Hudson (PATH) yang menghubungkan wilayah Manhattan kota New York dengan timur laut New Jersey dibangun di sebelah timur bangunan itu. PATH dibuka pada 23 November 2003 dan memulihkan layanan kereta Lower Manhattan yang sempat terhenti sejak 11 September.
Stasiun sementara (sebelah kanan di gambar ini) pada akhirnya akan dihancurkan untuk pembangunan Performing Arts Center atau Pusat Seni Pertunjukan baru. Lower Manhattan Development Corporation, perusahaan gabungan negara bagian dan kota New York ditugaskan untuk merevitalisasi area tersebut setelah 11 September. Perusahaan itu memilih firma arsitektur Amerika dan Norwegia Gehry Partners dan Snøhetta untuk merancang dan membangun kompleks tersebut. Tapi pada 2011, desain akhir masih belum selesai karena ada perselisihan tentang program apa yang akan ditampilkan oleh pusat seni tersebut. Ada juga kekhawatiran tentang banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk membangun pusat seni tersebut di atas jalur kereta PATH dan tempat parkir kendaraan bawah tanah.
WTC 1 dibuka untuk bisnis pada 3 November 2014, dan ditempati oleh penyewa utama pertama Condé Nast. Condé Nast menempati lantai 20 hingga 44. Menara setinggi 542 meter itu, termasuk tiang di puncak menara setinggi 124 meter, menjadikannya sebagai gedung tertinggi di belahan bumi barat. Menara WTC 1 yang dibangun dengan biaya $3,9 miliar ini (sekitar Rp55,6 triliun), berbentuk unik, bagian dasarnya seperti kubus dari mana delapan segitiga sama kaki yang terbuat dari kaca naik ke atas dan membentuk octagon atau segi delapan di titik tengahnya dan bujur sangkar di atapnya, sehingga menara itu terlihat seperti terpilin.
Lantai 2 hingga 19, yang merupakan dasar menara tersebut, dan lantai 92 hingga 99 merupakan lantai mekanis tanpa penyewa.
Objek wisata utama WTC 1, One World Observatory, dibuka untuk umum pada 29 Mei 2015 di lantai 100-102, menyajikan pemandangan 360 derajat kota New York hingga 72 kilometer dari semua arah. Lima dari 71 lift di menara tersebut adalah lift ekspres yang bisa membawa pengunjung observatorium dari lantai dasar ke lantai 42 dalam waktu 47 detik.
Penyewa utama lainnya yang menempati dua lantai atau lebih ruang kantor seluas 278.000 meter persegi di WTC 1 termasuk badan pemerintah federal AS seperti Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, Badan Penanggulangan Bencana Federal AS (FEMA) dan Administrasi Layanan Umum; dan perusahaan-perusahaan grup DAZN, Moody’s Investor Service, Stagwell Inc. dan Wunderkind (dulunya BounceX).
Durst Organization, yang mengelola WTC 1, mengatakan pada VOA 90% ruang kantor di gedung itu sudah disewa pada Agustus 2021.
Konstruksi bawah tanah Pusat Seni Pertunjukan dimulai pada 2018, setelah stasiun sementara PATH ditutup dan dihancurkan pada 3 Maret 2016, dan setelah konstruksi lahan parkir bawah tanah dimulai pada 2017.
Pimpinan pusat seni tersebut memilih firma arsitektur New York REX yang dipimpin oleh Joshua Ramus pada November 2015 untuk mendesain ulang tempat itu, yang memilih untuk merombak total desain awal yang dirancang oleh Gehry Partners dan Snøhetta. Pusat seni itu kemudian menambahkan nama pengusaha miliarder Amerika Ronald O. Perelman di nama pusat seni itu untuk menghargai donasinya sebesar $75 juta (sekitar Rp1 triliun) kepada proyek pembangunan pada Juni 2016. Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, yang memiliki lokasi itu, memberikan izin sewa selama 99 tahun pada Februari 2018.
Pembangunan pusat seni itu dimulai pada 10 September 2019, ketika balok baja pertama kali tiba dan terus berlangsung hingga 2021, dan pemasangan atau penutupan atap bangunan (topping off ceremony) berlangsung pada 23 Juni.
Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey mengatakan pusat seni ini dijadwalkan buka pada 2023.
Gedung setinggi 42 meter dan berbentuk kubus ini akan menyajikan teater, tarian, musik, film dan chamber opera atau opera kamar dalam tiga ruangan pertunjukan yang bisa menampung kursi sekitar 99 hingga 1.200 orang.
Seven World Trade Center, gedung kantor setinggi 47 lantai berbentuk trapesium dibuka pada 1987. Gedung ini dibangun oleh pengembang real estat Larry Silverstein di tanah yang disewa Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey. Di bawah WTC 7 terletak pembangkit listrik Con Edison yang memasok listrik ke Lower Manhattan.
Bank investasi Salomon Smith Barney adalah penyewa utama. Penyewa lain termasuk American Express Bank International, ITT Hartford Insurance Group, the Securities and Exchange Commission dan Standard Chartered Bank.
Penghuni gedung menyelamatkan diri dari WTC 7 di pagi hari 11 September. Ketika Menara Utara runtuh, puing-puingnya menimpa fasad bagian selatan WTC 7, dan menyebabkan kebakaran besar. Puing-puing dari Menara Kembar juga merusak saluran air yang memasok sistem penyiraman WTC 7, sehingga tidak ada air untuk memadamkan api. Api berkobar tak terkendali selama hampir tujuh jam hingga WTC 7 runtuh pada pukul 5:20 sore pada 11 September. Tidak ada korban jiwa akibat runtuhnya gedung tersebut.
Laporan yang dikeluarkan oleh U.S. National Institute of Standards and Technology (NIST) pada 2008 mengatakan runtuhnya WTC 7 adalah yang pertama dimana gedung tinggi runtuh akibat kebakaran tak terkendali. Menurut NIST hawa panas dari kebakaran yang tak terkendali menyebabkan balok dan gelagar lantai baja mengembang akibat panas, sehingga menyebabkan kolom struktural utama rusak. Menurut NIST, kerusakan itu menyebabkan keruntuhan gedung secara progresif yang disebabkan oleh kebakaran.
Gedung WTC 7 baru (kanan) dibuka pada 23 Mei 2006, setelah kontruksi dimulai pada November 2002.
Larry Silverstein, yang membangun gedung WTC 7 lama, mempekerjakan arsitek Amerika David Childs dari firma Skidmore, Owings & Merrill untuk mendesain gedung WTC 7 baru beberapa bulan setelah peristiwa 11 September. Siverstein mengatakan pada majalah New Yorker: “Gedung WTC 7 lama terbuat dari batu – berat dan masif. Kali ini, kita akan membangun sesuatu yang jauh lebih ringan.”
Childs merancang menara kaca dengan 52 lantai yang lebih ramping dengan pembangkit listrik yang lebih kecil di bawahnya, dan berbentuk jajaran genjang agar memungkinkan restorasi bagian gedung di Greenwich Street yang terputus dari gedung aslinya.
Gedung WTC 7 baru menjadi gedung pertama kota New York yang mendapat peringkat emas Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) dari lembaga nirlaba U.S. Green Building Council (Dewan Gedung Hijau AS).
Penyewa utama gedung itu termasuk Broadcast Music, Inc. (BMI), Jeffrey Beers International, Mansueto Ventures, Moet Hennessy USA, Moody’s Corporation, New York Academy of Sciences, Silverstein Properties, WilmerHale dan Zola.
Taman Keluarga Silverstein, yang berbentuk segitiga, dibangun di bagian timur gedung WTC 7 lama, dan selesai dibangun pada 2004.
Dirancang oleh arsitek lanskap New York Ken Smith, taman seluas 1.390 meter persegi itu memiliki air mancur melingkar yang dikelilingi oleh pepohonan dan semak belukar. Taman ini dibangun untuk menjadi tempat rehat yang tenang bagi pekerja kantoran, penduduk setempat dan pengunjung.
Awalnya di tengah air mancur taman itu dipasang patung “Baloon Flower” yang karya seniman Amerika Jeff Koons. Patung baja tahan karat setinggi 2,7 meter, yang kemudian menjadi simbol taman itu, dipindahkan pada Oktober 2018 untuk direnovasi selagi air mancurnya diperbaiki. Air mancur itu sudah dihidupkan kembali, tapi Silverstein Properties mengatakan pada VOA patungnya masih direnovasi di Eropa pada Agustus 2021.
Gereja Ortodoks Yunani Saint Nicholas dibangun pada 1916 oleh imigran Yunani yang menetap di Lower Manhattan setelah tiba di Ellis Island.
Mereka membangun gereja itu di rumah yang dibangun sekitar tahun 1830 sebagai tempat tinggal pribadi yang dibeli seharga $25.000 (sekitar Rp356,5 juta). Pendirinya, sebagian besar adalah pekerja pengiriman barang, mendedikasikan rumah ibadah yang terletak di 155 Cedar Street itu kepada Saint Nicholas, santo pelindung para pelaut.
Saint Nicholas rubuh akibat runtuhnya Menara Selatan pada 11 September. Tidak ada orang satu pun di gereja itu ketika peristiwa itu terjadi. Gereja Saint Nicholas adalah satu-satunya rumah ibadah yang hancur dalam serangan 11 September. Ketika tempat itu dibersihkan, beberapa artefak keagamaan ditemukan, termasuk lonceng kecil dan kertas berisi simbol.
Setelah bertahun-tahun negosiasi mengenai nasib Gereja Saint Nicholas berlangsung, otoritas lokal dan negara bagian mencapai kesepakatan awal dengan Keuskupan Agung Ortodoks Yunani Amerika pada Juli 2008 agar gereja itu dibangun kembali di taman yang akan dibangun satu blok di sebelah timur lokasi asli gereja tersebut. Kesepakatan itu meminta keuskupan agung untuk mentransfer hak tanah milik gereja yang hancur, yang terletak di 155 Cedar Street itu kepada Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, agar dapat mulai menggali situs tersebut untuk membangun Pusat Keamanan Kendaraan bawah tanah di kompleks World Trade Center baru.
Sebagai gantinya, Otoritas Pelabuhan setuju untuk memberikan keuskupan agung uang sejumlah $20 juta (sekitar Rp285 miliar) untuk membangun kembali gereja itu di sebidang tanah yang lebih luas di lokasi baru, dan setuju untuk memberikan tambahan $20 juta hingga $40 juta (sekitar Rp285 miliar-Rp570 miliar) untuk membangun platfrom untuk menopang gedung baru di atas Pusat Keamanan Kendaraan.
Tapi negosiasi gagal tercapai pada Maret 2009. Otoritas Pelabuhan memulai penggalian di tempat bekas gereja itu pada pertengahan tahun 2010, dan mengatakan tidak bisa lagi menunda pembangunan Pusat Keamanan Kendaraan yang berfungsi sebagai arteri bawah tanah yang vital untuk pembangunan kembali kompleks World Trade Center. Keuskupan agung menggugat Otoritas Pelabuhan pada Februari 2011, dan menuduhnya memasuki tempat itu tanpa izin, dan melanggar ketentuan kesepakatan awal.
Gubernur New York Andrew Cuomo menengahi kesepakatan akhir antara kedua pihak pada 14 Oktober 2011, dan memungkinkan keuskupan agung memulai desain baru gereja itu.
Liberty Park, ruang rekreasi seluas 4.000 meter persegi setinggi 7 meter di Liberty Street, terbuka untuk umum pada 29 Juni 2016. Taman berbentuk persegi panjang ini terletak di atap Pusat Keamanan Kendaraan, tempat pemeriksaan truk dan bus yang masuk ke ruang bawah tanah World Trade Center.
Desain taman milik Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey yang dibuat oleh arsitek lanskap Amerika Joseph E. Brown diumumkan pada tahun 2013 dan konstruksi proyek senilai $50 juta (sekitar Rp713 miliar) itu dimulai tahun berikutnya.
Setelah pembangunan selesai dua patung ikonik akan dipasang di taman itu.
Salah satunya adalah The Sphere, karya seniman Jerman Fritz Koenig, yang tadinya berada di tengah Austin J. Tobin Plaza, World Trade Center, sebelum penyok akibat runtuhnya Menara Kembar pada 11 September. Patung perunggu setinggi 7 meter itu awalnya dipajang ulang di dekat Battery Park pada 11 Maret 2002 sampai tahun 2012, ketika taman itu direnovasi. Patung perunggu itu kemudian disimpan. Kampanye publik digalang untuk meminta The Sphere dipajang kembali di kompleks World Trade Center. Setelah Koenig meninggal pada 22 Februari 2017, karyanya dipindahkan ke Liberty Park pada 6 September di tahun yang sama. The Sphere dipajang secara resmi di taman itu pada 29 November 2019.
Patung lain adalah America’s Response Monument karya seniman Amerika Douwe Blumberg.
Patung perunggu setinggi 4 meter itu menggambarkan seorang prajurit Pasukan Operasi Khusus AS di atas kuda, sebagai penghormatan kepada pasukan AS yang dikerahkan ke Afghanistan setelah serangan 11 September dan mengendarai kuda Afghanistan di tahap awal pertempuran mereka melawan gerilyawan Taliban yang menyembunyikan al-Qaida. Blumberg mendapatkan inspirasi dari foto-foto dari pemerintah AS yang menunjukkan tentara Amerika menunggangi kuda bersama mitra pria anggota suku Afghanistan melintasi medan perang pegunungan yang sulit dilalui pada Oktober 2001.
America’s Response Monument pertama kali dipajang pada 11 November 2011 di lobi West Street One World Financial Center, bersebelahan dengan Ground Zero. Patung itu dipindahkan pada 19 Oktober 2012 di lokasi terbuka di Vesey Street, dekat pintu masuk stasiun kereta PATH sementara dan One World Trade Center yang tengah dibangun. Patung-patung tersebut akhirnya dipindahkan ke Liberty Park dan dipersembahkan untuk yang ketiga kalinya dalam sebuah upacara pada 13 September 2016.
Pusat Keamanan Kendaraan (Vehicle Security Center - VSC) World Trade Center, termasuk pengiriman paket rutin untuk penyewa WTC, dibuka untuk umum pada 31 Oktober 2014, tiga hari sebelum WTC 1 resmi dibuka. Pintu masuk VSC di Liberty Street berfungsi sebagai pusat akses dan tempat pemeriksaan truk, bus dan mobil yang telah disetujui untuk memasuki jaringan jalan bawah tanah, loading dock dan tempat parkir berbagai gedung di kompleks WTC. Tempat itu tidak bisa dipakai untuk parkir umum.
Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, yang memiliki VSC, mengizinkan pembangunan proyek senilai $667 juta (sekitar Rp9 triliun) itu. Penggalian dimulai pada pertengahan 2010. Atap beton satu lantai pintu masuk VSC itu selesai dibangun pada 2013, dan memungkinkan konstruksi Liberty Park pada tahun berikutnya.
Salah satu ciri khas pintu masuk VSC adalah “dinding hidup” tanaman sepanjang 91 meter yang turun ke jalanan dari tepi utara taman atap.
Gedung perkantoran bertingkat dengan 40 lantai dan plaza yang dimiliki oleh perusahaan perbankan Bankers Trust dibuka di 130 Liberty Street pada 1974. Dikenal sebagai Bankers Trust Plaza, menara baja itu memiliki fasad aluminium hitam dan kaca gelap. Gedung itu berganti nama menjadi Deutsche Bank Building setelah bank Jerman tersebut membeli Bankers Trust pada 1999.
Deutsche Bank Building hampir dievakuasi seluruhnya pada 11 September ketika puing-puing Menara Selatan yang runtuh meyebabkan lubang besar di fasad bagian utaranya. Seorang penjaga keamanan yang membantu evakuasi, Francisco Bourdier, tewas. Menara itu terkontaminasi debu beracun dari lokasi WTC dan jamur yang disebabkan oleh hujan yang tembus lewat kaca-kaca yang pecah. Gedung itu diselimuti jaring hitam untuk menghindari puing-puing berjatuhan.
Pada 2002 Deutsche Bank menyatakan menara itu tidak bisa dihuni lagi dan mengalami kerugian total dan menuntut ganti rugi $1,7 miliar (sekitar Rp24 triliun) dari perusahaan asuransi, dua di antaranya tidak setuju dan menegaskan gedung itu bisa dibersihkan dan “dihidupkan” kembali. Sengketa hukum mulai ketika Deutsche Bank menggugat Allianz dan AXA pada Agustus 2003 dan memaksa mereka membayar ganti rugi penuh.
Hampir sepuluh tahun sejak serangan 11 September yang menyebabkan Deutsche Bank Building terbengkalai, proses penghancuran gedung ini akhirnya selesai pada Februari 2011 saat para pekerja bangunan mencapai bagian bawah tanah.
Sebagai langkah awal, Lower Manhattan Development Corporation (LMDC), perusahaan gabungan kota & negara bagian New York, yang ditugaskan untuk merevitalisasi lokasi itu setelah tragedi 11 September, berjanji untuk membeli bangunan tersebut dari Deutsche Bank seharga $90 juta (sekitar Rp1,27 triliun) dan membiayai proses penghancuran bangunan. Ini adalah bagian dari kesepakatan yang dibuat pada Februari 2004.
Kesepakatan itu, yang dimediasi oleh mantan Pemimpin Senat Mayoritas AS George Mitchell, juga menyebutkan bahwa Deutsche Bank akan menerima $140 juta (sekitar Rp1,99 triliun) lagi dari para penjaminnya, untuk menyelesaikan sengketa hukum terkait kerugian bangunan tersebut.
Bagian lain dari perjanjian itu juga mengatur soal bekas bangunan, setelah dihancurkan, sebagian akan digunakan untuk pembangunan Pusat Keamanan Kendaraan yang melayani kompleks World Trade Center.
Sisa dari bekas bangunan akan disimpan untuk tujuan pembangunan menara Five World Trade Centre yang akan memperluas perimeter asli dari kompleks WTC ke arah selatan menuju Albany Street.
LMDC mengambil alih kepemilikan lokasi 130 Liberty Street pada 31 Agustus 2001. Namun hambatan untuk mempercepat proses penghancuran bangunan muncul di tahun-tahun berikutnya.
Pihak berwenang menemukan lebih banyak bahan berbahaya di gedung tersebut dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini menyebabkan terjadinya sengketa lingkungan dan keuangan yang melibatkan warga sekitar, termasuk para pengambil keputusan dan kontraktor terkait proses dekontaminasi dan dekonstruksi yang membahayakan.
Para pekerja juga menemukan serpihan tulang korban tragedi 11 September saat Menara Selatan runtuh di atap gedung pada tahun 2005 dan 2006. Kejadian itu memperlambat rencana penghancuran untuk memberi ruang bagi pencarian sisa-sisa jenazah yang lebih banyak. Lebih dari 700 serpihan tulang ditemukan.
Proses dekonstruksi akhirnya mulai pada 19 Maret 2007, saat para pekerja merobohkan lantai 40 dari menara tersebut. Tiga belas lantai lainnya dibongkar selama empat bulan berikutnya sebagai bagian dari sebuah proses dimana tiap lantai harus disterilisasi sebelum dihancurkan.
Kebakaran besar terjadi pada 18 Agustus 2007, merusak lantai 13 hingga 18 dari menara yang sudah dibangun ulang hingga lantai 26. Para petugas pemadam kebakaran berjuang keras untuk memadamkan api. Hal ini dipicu oleh kurangnya pasokan air akibat rusaknya pipa vertikal di lantai bawah tanah, dan sulitnya mereka menemukan jalan keluar yang tertutup oleh lapisan dinding dan papan sementara yang dipasang oleh kontraktor. Dua petugas pemadam kebakaran tewas akibat menghirup asap dan semua pekerjaan dekonstruksi di gedung tersebut ditangguhkan.
Proses dekontaminasi dilanjutkan pada Mei 2008 setelah bangunan dipastikan aman secara struktural, termasuk perbaikan terkait pedoman pengamanan kebakaran diterapkan. Proses ini selesai pada September 2009.
LMDC melanjutkan proses dekonstruksi pada November 2009. Setelah menghabiskan lebih dari $260 juta (sekitar Rp3,69 triliun) dalam proses penghancuran yang memakan waktu 6 tahun dengan bantuan dana pemerintah federal, LMDC menyelesaikan dekonstruksi pada Februari 2011. Mereka kemudian mengalihkan pengawasan bagian utara dari bekas gedung Deutsche Bank ke Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey untuk memulai penggalian bagi pembangunan Pusat Keamanan Kendaraan untuk kompleks WTC.
Sepuluh tahun sejak pihak berwenang berhasil menyelesaikan proses dekonstruksi Deutsche Bank Building yang hancur karena serangan 11 September, bagian selatan dari area gedung tersebut masih belum dibangun hingga 2021, karena masih menunggu persetujuan dari beberapa lembaga pemerintah. LMDC menguasai kepemilikan lahan di area tersebut yang dikenal sebagai area 5, yang langsung berbatasan dengan Washington Street, Albany Street dan Greenwich Street.
Setelah Plaza Memorial 11 September dibuka untuk umum pada September 2011, LMDC mengizinkan bagian selatan dari area 5 untuk digunakan sebagai area tunggu pengunjung plaza. Area tersebut dikelilingi oleh pagar. Area 5 dikosongkan pada 15 Mei 2014 ketika upacara digelar di area tersebut untuk menandakan pencabutan pagar yang mengelilingi plaza, dan pengunjung bisa masuk bebas untuk pertama kalinya ke wilayah plaza tersebut.
LMDC memutuskan untuk membangun bagian selatan dari area 5 yang kosong tersebut menjadi sebuah taman sebagai bagian dari proyek kerja sama dengan Downtown Alliance, organisasi nirlaba yang fokus pada kegiatan bisnis di area Lower Manhattan. Taman tersebut dibuka untuk umum pada 2 September 2014 dan diberi nama Albany Street Plaza. Taman tersebut dihiasi tempat duduk, pepohonan dan mural warna-warni di dinding yang membatasi area tersebut dengan pos polisi.
Pada tahun 2014, LMDC mengizinkan Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey mendirikan karavan di bagian utara area 5. Di dalam karavan tersebut, terdapat kantor Polisi Otoritas Pelabuhan untuk World Trade Center, yang dipindahkan ke tempat sementara pada 24 April di tahun yang sama.
Sebagai bagian dari perwujudan visi Menara WTC 5, Gubernur New York Andrew Cuomo bersama dengan LMDC dan Otoritas Pelabuhan mengeluarkan permintaan proposal kepada para pengembang pada 26 Juni 2019, meminta mereka membuat rencana untuk menyewakan atau membeli area tersebut agar dibangun menjadi gedung untuk keperluan komersil.
LMDC dan Otoritas Pelabuhan memutuskan pada tanggal 11 Februari 2021, untuk memasuki tahapan negosiasi eksklusif dengan konsorsium pengembang yang berencana untuk menyewa area tersebut dan menjadikannya sebagai bangunan hunian yang cukup besar. Sewa selama 99 tahun tersebut mengharuskan para pengembang membayar sewa langsung kepada Otoritas Pelabuhan.
Konsorsium tersebut dimotori oleh perusahaan Silverstein Properties asal Amerika Serikat dan Brookfield Properties asal Kanada. Konsorsium itu juga melibatkan dua perusahaan kecil asal kota New York yaitu Omni New York dan Dabar Development Partners.
Otoritas Pelabuhan mengatakan pada VOA bahwa negosiasi mengenai finalisasi penyewaan dari Menara WTC 5 dengan konsorsium tersebut masih berlanjut hingga bulan Agustus dan belum tahu kapan prosesnya selesai.
Hampir 20 tahun setelah gereja asli hancur pada serangan 11 September, konstruksi Gereja Ortodoks Yunani Saint Nicholas dan Kuil Nasional hampir selesai dibangun di lokasi dekat gereja lama pada Agustus 2021. Gereja itu dirancang oleh arsitek Spanyol Santiago Calatrava, yang awalnya dipekerjakan oleh Keuskupan Agung Ortodoks Yunani Amerika untuk merancang gereja baru itu pada 2012.
Desain Calatrava, yang dirilis pada 2013, menggambarkan bangunan dengan kubah marmer putih yang dikelilingi oleh empat pilar, meniru desain Hagia Sophia di Istanbul dan Gereja Juru Selamat Kudus di Chora, dua bekas gereja Ortodoks Yunani terkenal yang kemudian diubah menjadi masjid oleh pemerintah Turki pada tahun 2020. Konstruksi gereja yang terletak di 130 Liberty Street, di sebelah timur Liberty Park World Trade Center yang baru itu diperkirakan memakan biaya sebesar $20 juta (sekitar Rp284 miliar). Upacara peletakan batu pertama berlangsung pada 18 Oktober 2014 dan mencapai tahap “topping out” (peletakan balok terakhir di puncak struktur bangunan) dengan pemasangan salib sementara di rangka kubah gereja pada 29 November 2016.
Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, yang mengizinkan keuskupan agung mendirikan gereja tersebut di 130 Liberty Street sebagai bagian dari kesepakatan tukar lahan pada 2011, kembali menandatangani kesepakatan pada 21 Agustus 2017 untuk menyewakan lokasi itu kepada keuskupan agung selama 198 tahun. Kesepakatan baru itu menetapkan harga sewa gereja ziarah itu senilai $1 (sekitar Rp14.300) per tahun dan memberikan pilihan bagi keuskupan agung untuk membeli tempat itu dalam periode sewa, dengan harga jauh di bawah harga pasar. Keuskupan agung setuju Otoritas Pelabuhan mempertahankan hak milik gedung itu agar bisa mengamankan izin selama proses pembangunan.
Tapi pembangunan terhenti pada Desember 2017 ketika perusahaan konstruki Swedia Skanska mengatakan keuskupan agung tidak membayar mereka. Beberapa bulan sebelumnya keuskupan agung mengatakan tengah mengalami defisit keuangan parah dan mempekerjakan PricewaterhouseCoopers pada April 2018 untuk menyelidiki keuangan proyek gereja ziarah itu dan pembengkakan biaya.
Investigasi selesai pada Oktober 2018 dan tidak ada bukti penggelapan dana oleh anggota keuskupan agung. Keuskupan agung juga menerima saran investigator untuk mendirikan entitas independen baru, “Friends of Saint Nicholas”, untuk menggalang dana guna menyelesaikan proyek itu.
Grup Friends of Saint Nicholas menggalang jutaan dollar dari donasi perorangan, sehingga konstruksi bisa dilanjutkan pada 3 Agustus 2020. Dana yang berhasil dikumpulkan mencapai $95 juta (sekitar Rp1,34 triliun) pada Juni 2021, hampir lima kali lipat dari dana awal yang dianggarkan untuk pembangunan kembali gereja itu.
Dalam pernyataan kepada VOA, keuskupan agung menyebutkan eksterior gereja ziarah itu diharapkan selesai pada malam 10 September 2021, dan akan diterangi dari dalam untuk pertama kalinya.
Keuskupan agung mengatakan meski konstruksi interior terus berlangsung hingga 2022, upacara pembukaan yang disebut thyranoixia akan berlangsung pada 2 November 2021, bersamaan dengan kunjungan Patriark Ekumenis Bartholomew I dari Konstantinopel ke New York.
Silverstein Properties and Brookfield Properties mengajukan usulan pembangunan Five World Trade Center baru dengan tinggi 274 meter dan sekitar 80 lantai.
Maket menara, yang dirancang oleh firma arsitektur New York Kohn Peterson Fox dirilis pada Februari 2021. Maket itu menunjukkan gedung dengan alas persegi panjang yang menopang balok-balok berbentuk persegi panjang yang saling berpotongan. Alasnya termasuk ruang sejajar dengan jalanan yang menopang 10 lantai sebagian besar untuk perkantoran dan beberapa ruang untuk fasilitas, komunitas dan mekanis. Di atasnya ada 69 lantai hunian berisi 1.325 apartemen sewa, total luas ruang hunian adalah 111.000 meter persegi. Seperempat unit apartemen sewa itu dijadikan hunian “terjangkau yang permanen” dan akan ditujukan kepada rumah tangga dengan penghasilan tahunan $51.200 (sekitar Rp720 juta) atau kurang.
Pihak berwenang mengatakan proses mendapatkan persetujuan pemerintah untuk proposal yang diajukan dan dipimpin oleh Silverstein-Brookfield terus berlangsung hingga 2022. Menurut mereka jika rencana WTC 5 berhasil disetujui sesuai tenggat waktu, mereka bisa memulai konstruksi pada 2023 dan selesai pada 2028.
Sebagai bagian dari proses perizinan, pengembang harus mendapatkan izin dari beberapa lembaga untuk mengubah Rencana Proyek Umum (GPP) dan menjadikan WTC 5 sebagai gedung perkantoran. Anggota masyarakat juga akan ditanya pendapatnya mengenai perubahan Rencana Proyek Umum itu.
Sekelompok penghuni Lower Manhattan dan pihak yang mendukung akses perumahan publik mengkritik rencana WTC 5 dan mengatakan hunian terjangkau yang tersedia di gedung itu, gedung hunian mewah, terlalu sedikit. Mereka membentuk Coalition for a 100% Affordable 5 WTC atau Koalisi untuk WTC 5 yang Terjangkau 100% untuk menekan pihak berwenang dan pengembang dan mengubah total proposalnya.
Gereja Ortodoks Yunani Saint Nicholas dan Kuil Nasional akan menjadi satu-satunya bangunan keagamaan di kompleks World Trade Center. Bagian tengah gedung baru itu akan digunakan untuk ibadah Ortodoks Yunani, sementara ruang duka di lantai 2 dan aula umum di lantai 3 akan digunakan untuk acara peringatan nondenominasi (tak terkait agama) dan antaragama, program pendidikan dan budaya.
Dalam sebuah pernyataan kepada VOA, keuskupan agung Ortodoks Yunani Amerika mengatakan konstruksi interior gedung itu akan selesai awal Pekan Suci Paskah pada April 2022. Menurutnya, gereja ziarah itu akan dibuka untuk ibadah umum pada Minggu Paskah dan untuk pengunjung umum setelah Pekan Suci.
Menurut keuskupan agung, begitu gereja dibuka untuk ibadah, mereka berencana untuk membeli gedung itu dari Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey. Mereka juga merencanakan sakramen pengudusan yang meriah untuk gereja ziarah itu pada Juli 2022, merayakan ulang tahun ke-100 organisasi keagamaan itu.
Keuskupan agung juga mengatakan Kuil Nasional akan menjadi “cenotaph” atau monumen peringatan bagi mereka yang tewas dalam serangan 11 September dan sebuah simbol bagi kebebasan beragama di Amerika dan “kemenangan kebaikan atas kejahatan”. Menurut mereka gereja ini juga kemungkinan akan menjadi tujuan utama turis di area sekitar Memorial & Museum Nasional 11 September dan memperkirakan gereja ini akan menjadi gereja Kristen Ortodoks yang paling banyak dikunjungi oleh non-Kristen Ortodoks di dunia.
Sebuah gedung perkantoran dengan 16 lantai di 30 West Broadway dibuka pada 1959. Gedung ini dibeli oleh pengusaha Miles Fiterman pada 1978. Ia dan istrinya Shirley mendonasikan gedung itu kepada City University of New York’s Borough of Manhattan Community College pada 1993.
Gedung senilai $30 juta (sekitar Rp427,5 miliar) itu adalah hadiah paling berharga yang pernah diberikan kepada community college AS saat itu. CUNY, universitas negeri yang dikelola oleh negara bagian New York, mengganti nama gedung itu menjadi Fiterman Hall untuk memperingati donasi pasangan tersebut dan mengubahnya menjadi 40 kelas dan lab komputer. Fasilitas baru itu membantu BMCC mengatasi kekurangan ruang kelas di gedung utamanya yang terletak beberapa blok dari sana.
Lebih dari 1.000 mahasiswa, dosen dan staf berada di dalam Fiterman Hall pada pagi hari 11 September, karena gedung itu sedang direnovasi sejak tahun 2000 untuk memasang infrastruktur kelas baru dan mengubahnya menjadi fasilitas senilai $275 (sekitar Rp3,9 triliun). Renovasi hampir selesai dalam beberapa minggu, ketika orang-orang yang berada di Fiterman Hall mendengar ledakan dari pesawat American Airlines Penerbangan 11 menabrak Menara Utara World Trade Center. Dosen dan staf Fiterman Hall membubarkan kelas dan melakukan evakuasi setelah melihat dampak ledakan yang terjadi satu blok dari sana.
Setelah Menara Kembar runtuh, staf Fiterman Hall pindah ke kampus utama BMCC yang berada beberapa blok dari sana untuk membantu karyawan Otoritas Pelabuhan mengubah gym menjadi klinik darurat.
Pada pukul 5:20 sore, WTC 7 yang berada di seberang Fiterman Hall runtuh dan menyebabkan puing-puing menumpuk di fasad sebelah selatan kampus dan menembus eksterior.
Debu dan jamur beracun memenuhi bangunan sehingga tidak dapat dihuni lagi. Para pekerja konstruksi menutup lubang di gedung itu dengan jaring hitam beberapa minggu setelah serangan.
CUNY akhirnya memutuskan untuk merobohkan Fiterman Hall dan membangunnya kembali. CUNY menyesali kerusakan parah yang dialami oleh satu-satunya fasilitas pendidikan tingkat tinggi akibat serangan teroris itu.
Pembangunan Fiterman Hall baru hampir selesai pada tahun 2011 setelah perobohan gedung lamanya tertunda bertahun-tahun.
Beberapa tahun pertama setelah serangan 11 September, Fiterman Hall yang rusak terus diselimuti jaring hitam sementara CUNY berselisih dengan perusahaan asuransi tentang nasib gedung itu. Perusahaan asuransi FM Global menegaskan bahwa Fiterman Hall masih bisa diperbaiki, namun CUNY bersikeras bahwa gedung itu tidak bisa diselamatkan. Perselisihan itu berakhir pada 2004 ketika FM Global setuju untuk memberikan uang ganti rugi kerusakan gedung itu sejumlah $90 juta (sekitar Rp1,27 triliun) kepada CUNY.
Di tahun yang sama, CUNY memperkerjakan firma arsitektur Pei Cobb Freed & Partners untuk menyusun rencana dekontaminasi dan pembongkaran Fiterman Hall yang melindungi area sekelilingnya dari racun di dalam gedung itu. Firma itu juga ditugaskan untuk mendesain dan membangun Fiterman Hall baru di lokasi yang sama. Tapi pembangunan tertunda karena rencana pembangunanmya harus melalui tinjauan peraturan yang berlarut-larut dan karena CUNY mencari pendanaan dari kota dan negara bagian untuk menyelesaikan proyek itu.
Rencana CUNY mengalami hambatan pada 2007 ketika kebakaran mematikan menghentikan dekonstruksi Deutsche Bank Building di dekatnya, yang juga rusak parah akibat serangan 11 September. Kebakaran itu menimbulkan kekhawatiran baru terkait keamanan dekonstruksi Fiterman Hall dan regulator mengharuskan CUNY mengajukan proposal yang harus ditinjau kembali.
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) menyetujui rencana dekontaminasi CUNY untuk Fiterman Hall pada Maret 2008 dan prosesnya dimulai. CUNY mendapatkan bantuan keuangan tambahan senilai $325 (sekitar Rp4,6 triliun) dari pihak berwenang pada 13 November di tahun yang sama untuk merobohkan gedung lama dan membangun gedung baru. Biaya itu termasuk donasi senilai $139 juta (sekitar Rp1,97 triliun) dari pemerintah kota New York, $80 juta (sekitar Rp1,13 triliun) dari uang ganti rugi asuransi CUNY, dan dana tambahan dari CUNY dan otoritas negara bagian New York.
Dekontaminasi Fiterman Hall lama selesai pada Mei 2009 dan dekonstruksi dimulai, hingga lantai dasar pada November 2009. CUNY gerak cepat untuk membangun kembali dan melakukan upacara peletakan batu pertama untuk Fiterman Hall pada 1 Desember.
Hampir 11 tahun setelah Fiterman Hall lama rusak parah akibat serangan 11 September, Fiterman Hall baru dibuka dan memulai kelas pertamanya pada 27 Agustus 2012, sementara konstruksi interior masih berlangsung di beberapa bagian gedung. Fasilitas yang masih dibangun di antaranya galeri seni rupa dan kafe publik.
Setelah konstruksi interior selesai, Fiterman Hall baru mempunyai luas 37.100 meter persegi ruangan yang bisa dipakai, dibandingkan dengan yang dulu, yang luasnya 34.800 meter persegi.
Gedung dengan 14 lantai itu tampak berbeda dari gedung perkantoran di sekitarnya dengan eksterior bata merah dan kaca yang dirancang agar orang-orang yang lewat bisa melihat apa yang terjadi di dalam dan mendorong masyarakat untuk menggunakan fasilitasnya, termasuk pusat konferensi di atap gedung.
80 kelas baru dan lab komputer di Fiterman Hall memiliki teknologi pendidikan canggih dan meningkatkan kapasitas ruang kelas BMCC hingga sepertiga pada 2012 dan mengurangi kepadatan di kampus utama di Chambers Street di mana banyak mahasiswa yang mengikuti pelajaran dari karavan.
Desainer Fiterman Hall baru, Pei Cobb Freed & Partners, mengatakan fasilitas kampus dan “suasana kelas penuh cahaya yang semarak berkontribusi terhadap peremajaan lingkungan yang berkelanjutan.”
Menara dan plaza World Trade Center dipersembahkan dalam sebuah upacara pada 4 April 1973. Hiasan utama plaza ini, yang dipasang pada tahun 1972, adalah sebuah patung perunggu karya seniman Jerman Fritz Koenig.
Sebuah studi oleh Holger A. Klein, dosen ilmu sejarah seni dari Columbia University, menunjukkan bahwa kisah patung tersebut bermula pada 1967 – saat Minoru Yamasaki, arsitek Amerika dan desainer World Trade Center, menghubungi Koenig dan memintanya mendesain patung air mancur besar untuk Plaza WTC yang waktu itu baru akan dibangun. Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey menyetujui model patung skala kecil Koenig pada 1968 dan memperkerjakannya untuk membuat versi skala besarnya, yang mulai Koenig kerjakan pada akhir tahun 1968 di Jerman. Setelah selesai, Koenig mengirim hasil karyanya ke pelabuhan Bremen untuk dikirim dalam peti kayu ke New York. Patung itu tiba di New York pada awal 1972, sebelum akhirnya dipasang di Plaza WTC.
Diberi nama “Great Caryatid Sphere, N.Y.” oleh Koenig, direktur eksekutif Otoritas Pelabuhan Austin J. Tobin memuji patung berputar ini sebagai simbol perdamaian dunia lewat perdagangan. Warga New York biasanya menyebut patung itu sebagai “The Sphere.”
Setelah Tobin meninggal dunia pada 1978, Otoritas Pelabuhan mengganti nama Plaza WTC menjadi Plaza Austin J. Tobin untuk memperingatinya.
Rubuhnya Menara Kembar menghancurkan Plaza WTC. Namun, The Sphere hanya mengalami sedikit kerusakan. The Sphere dipindah sementara ke Battery Park yang jaraknya tidak terlalu jauh pada tahun 2002, dan dipajang untuk umum sebagai penghormatan untuk korban serangan 11 September.
Plaza Memorial 11 September hampir selesai dibangun pada Juli 2011, berlokasi di tempat dulu berdirinya Plaza Austin J. Tobin. Plaza baru itu dibuka untuk umum pada 12 September, sehari setelah peringatan 10 tahun sejak serangan terjadi. Di tengah-tengah plaza itu terdapat paviliun baru di atas permukaan tanah, untuk Museum Memorial 9/11 yang terletak di bawah tanah dan masih dibangun.
Proses pengembangan kompleks memorial dan museum 11 September dimulai pada Juli 2002, saat Lower Manhattan Development Corporation (LMDC) – perusahaan gabungan negara bagian dan kota New York yang diberi tugas ‘menghidupkan kembali’ kawasan ini setelah serangan 11 September – membuat rancangan pernyataan misi proyek ini. Dewan Direksi LMDC menyetujui pernyataan misi akhir pada April 2003, setelah meminta masukan dari keluarga korban, penyintas, responden pertama, warga sekitar dan yang lainnya. Pernyataan ini memberi izin kepada World Trade Center Memorial Foundation yang baru dibentuk untuk “memiliki, mendirikan, mengoperasikan dan memelihara bangunan memorial, juga struktur dan perlengkapan lain yang terkait, di lokasi World Trade Center.” Tugas utama awal yayasan itu adalah menggalang dana untuk proyek tersebut dengan meminta sumbangan amal – padahal kegiatan ini dilarang dilakukan oleh LMDC karena status mereka sebagai instansi negara bagian. Yayasan itu mendaftarkan diri untuk dapat status bebas pajak pada September 2003 dan diberi persetujuan oleh negara tak lama setelah itu, sehingga mereka dapat menerima sumbangan dari pihak swasta.
Pembangunan awal proyek memorial dimulai bulan Maret 2006 ketika para pekerja membangun pagar pelindung di sekitar kerangka di dasar Menara Kembar yang masih tersisa. Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey setuju untuk mengambil alih seluruh aspek pembangunan proyek ini pada Juli 2006, setelah pejabat negara bagian dan kota New York memutuskan lebih cepat dan murah kalau hanya satu pihak bertanggung jawab atas seluruh pembangunan kompleks WTC.
Yayasan ini berganti nama menjadi National September 11 Memorial & Museum at the World Trade Center pada tahun 2007 agar mencerminkan misi proyek ini dengan lebih baik ¬– yaitu untuk memperingati tragedi nasional.
Museum Memorial 11 September yang baru dipersembahkan pada 15 Mei 2014 dalam upacara yang dipimpin oleh Presiden AS Barack Obama dan kepala Memorial 11 September Michael Bloomberg. Pagar-pagar di sekitar plaza Memorial 11 September dicopot di hari yang sama, dibuka untuk umum pertama kalinya. Museum ini dibuka untuk umum pada 21 Mei setelah pembangunan selama delapan tahun yang memakan biaya total $700 juta (sekitar Rp9,5 triliun) – termasuk plaza memorial yang dibuka pada 2011. Kompleks museum dan memorial ini menjadi kompleks termahal yang pernah dibangun di Amerika Serikat.
Paviliun yang terletak di atas permukaan tanah ini dirancang oleh firma arsitektur Norwegia Snøhetta. Sementara ruang museum di bawah tanahnya dirancang oleh firma aristektur Davis Brody Bond yang berbasis di kota New York. Ruang-ruang eksibisi museum ini adalah hasil rancangan firma Thinc Design dan Local Projects, LLC dari New York dan Layman Design dari negara bagian Illinois.
Museum ini memiliki luas ruangan 10.200 meter persegi, yang didedikasikan untuk menceritakan kisah 11 September dan serangan bom oleh teroris pada 26 Februari 1993 di World Trade Center melalui artefak, gambar-gambar, cerita pribadi dan teknologi interaktif. Pengunjung bisa turun ke dalam ruangan bawah tanah yang luas di mana kompleks asli WTC dulu berada. Ada dua ruangan utama di museum ini. Yang pertama adalah Memorial Hall yang memiliki tembok dengan kutipan besar dari penyair Romawi kuno Virgil: “Tidak ada hari yang bisa menghapusmu dari ingatan waktu.” Ruangan utama kedua adalah Foundation Hall yang memiliki bagian dari tembok asli WTC yang fungsinya menahan air masuk dari Sungai Hudson saat tempat itu digali pada pertengahan 1960an.
Bagian utama museum lain termasuk Survivor’s Stairs – tangga asli dari WTC Plaza yang menjadi penolong bagi para pekerja kantoran yang berusaha melarikan diri dari kompleks WTC saat serangan 11 September. Ada juga Last Column, bagian dari besi asli WTC yang terakhir dipindahkan dari Ground Zero di akhir proses pemulihan pada Mei 2002.
Satu fitur yang kontroversial dari kompleks bawah tanah ini adalah tempat penyimpanan sisa-sisa korban 9/11 di WTC yang tidak teridentifikasi dan tidak terklaim. Lokasinya berada di belakang tembok Memorial Hall dengan kutipan penyair Virgil, dan hanya bisa diakses oleh staf Kantor Pemeriksa Medis Kota New York. Ada ruangan privat khusus untuk kerabat korban 9/11 bernama Reflection Room yang terletak di sebelah tempat penyimpanan ini. Saat museum pertama dibuka, tempat penyimpanan ini menyimpan sekitar 8.000 bagian tubuh manusia. Para pemeriksa medis ditugaskan untuk mengidentifikasi bagian tubuh itu sebagai bagian dari proses yang masih berlangsung di laboratorium DNA di luar museum.
Sebagian anggota keluarga korban WTC memprotes tempat penyimpanan ini, menyebutnya ‘tidak sensitif’ menyimpan sisa-sisa tubuh orang tercinta mereka di bawah tanah, bersebelahan dengan atraksi turis. Sebagian menilai tempat penyimpanan bawah tanah ini sebagai fasilitas yang pantas dan sesuai.
Ada juga debat terkait harga awal tiket museum ini, yaitu $24 (sekitar Rp342 ribu) untuk orang dewasa. Beberapa anggota keluarga korban menilainya ‘berlebihan.’ Pendukung mengatakan harga tiket dewasa – yang kini naik menjadi $26 (sekitar Rp370 ribu) – sesuai dengan skala dan nilai dari kompleks museum dan memorial, yang biaya operasional dan pengelolaannya untuk tahun 2019 mencapai total $73 juta (sekitar Rp1 triliun).
Memorial & Museum Nasional 11 September mengatakan lebih dari 17 juta orang telah mengunjungi museum ini sejak pertama dibuka pada Mei 2014. Menurut mereka lebih dari 50 juta orang dari seluruh dunia telah mengunjungi plaza Memorial sejak dibuka tahun 2011.