X
Pedoman
  • China
  • Filipina
  • Taiwan
  • Vietnam
  • Brunei
  • Malaysia

Laut yang Disengketakan

Brunei dan Malaysia adalah dua negara yang baru-baru ini ikut mengklaim sebagian Laut China Selatan. Kedua negara tersebut mengklaim struktur-struktur batu karang dan pasir serta pulau di zona ekonomi eksklusif mereka berdasarkan definisi UNCLOS. Brunei tidak mengklaim pulau di kawasan tersebut, namun Malaysia, yang ekonominya sangat bergantung pada perdagangan dengan China, hanyak mengklaim beberapa pulau di Kepulauan Spratly.

Map of Brunei's claims in the South China Sea
  • Brunei
  • Malaysia

Brunei

Brunei yang kadang-kadang disebut sebagai “penggugat bisu” Laut China Selatan, pertama kali menyatakan haknya atas sepotong lahan yang kurang lebih berukuran persegi di laut yang disengketakan tersebut tak lama setelah merdeka dari Inggris pada tahun 1984.

Struktur-struktur laut seperti Bombay Castle, Louisa Reef, Owen Shoal, dan Rifleman Bank, semuanya berada di Zona Ekonomi Ekslusif Brunei, tapi negara kerajaan yang kaya minyak itu hanya mengklaim Louisa Reef, yang berada di landas kontinennya. Karena Louisa Reef bagian dari Kepulauan Spratly, struktur laut itu juga diklaim oleh China dan Vietnam.

Brunei adalah satu-satunya negara penggugat yang tidak menduduki satupun struktur-struktur laut atau memiliki kehadiran militer di kawasan tersebut.

Kepentingan ekonomi utama

Energi: Bahan bakar fosil yang semakin berkurang dengan cepat, menyumbang 60 persen PDB dan merupakan 90 persen total profit ekspor negara kesultanan kecil ini. Menurut CIA’s World Factbook: “65 persen PDB Brunei berasal dari produksi minyak mentah dan gas alam dan 95 persen produksi tersebut diekspor. Jepang adalah tujuan utama eskpor minyak mentah dan gas alam Brunei.” Pembangunan ladang minyak dan gas lepas pantai yang berada di perairan Brunei dan juga di dalam Zona Ekonomi Ekslusif yang disengketakan, diuraikan sebagai bagian dari program nasional jangka panjang negara Brunei, “Wawasan Brunei 2023.”

Menurut Badan Informasi Energi AS, Brunei mempunyai cadangan 1,5 miliar barel minyak mentah, and 15 triliun kaki kubik gas alam di dasar laut.

Perikanan: Menurut Oxford Business Group yang berpusat di London, produksi kotor perikanan Brunei senilai $78,3 juta pada tahun 2015, yaitu 0,4 persen dari total PDB tahun itu.

Pengiriman: Hampir seluruh barang-barang manufaktur dan makanan Brunei merupakan hasil impor.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, kiri, berbicara dengan Presiden China Xi Jinping di KTT APEC di Manila, Filipina pada tahun 2015. Najib tiba di ibukota China pada 1 November 2016 dalam kunjungan selama enam hari di China, negara yang mengklaim seluruh perairan strategis yang tumpah tindih dengan wilayah yang juga diklaim oleh Malaysia. (AP Photo/Susan Walsh)

Map of Malaysia's claims in the South China Sea
  • Brunei
  • Malaysia

Malaysia

Malaysia mengklaim sebagian Laut China Selatan di bagian utara Kalimantan, yang meliputi sedikitnya 12 struktur laut di Kepulauan Spratly, termasuk Amboyna Cay dan Barque Canada Reef yang dikuasai oleh Vietnam, dan juga Commodore Reef dan Rizal Reef, yang dua-duanya dikuasai oleh Filipina. Dari sekian struktur elevasi surut yang diklaim oleh Malaysia, hanya tiga terumbu terendam yang berada di landas kontinennya.

Malaysia menguasai

Terumbu karang Swallow, Ardaiser, Erica, Mariveles dan Investigator. Menurut CNA yang berkantor pusat di AS, LSM yang mengelola Center for Naval Analyses dan Institute for Public Research, mungkin hanya terumbu-terumbu karang ini yang bisa menjadi alasan Malaysia untuk mengklaim zona maritim tersebut.

Kepentingan ekonomi utama

Energi: Menurut Badan Informasi Energi AS, Malaysia memiliki 5 miliar barel cadangan minyak mentah, dan 80 triliun kaki kubik gas alam di dasar laut, proyeksi cadangan minyak tertinggi di negara yang terlibat dalam sengketa Laut China Selatan.

Perikanan: Malaysia adalah produsen hasil laut terbesar ke-15 di dunia. Menurut CNA yang berkantor pusat di AS, LSM yang mengelola Center for Naval Analyses dan Institute for Public Research, Malaysia menghasilkan 1,5 juta ton ikan pada tahun 2012, yaitu 1,85 persen dari total produksi global tahun itu.

Infrastruktur regional

Malaysia memiliki landasan pacu untuk C-130′s di Swallow Reef, selain kehadiran militer di Investigator Shoal dan terumbu karang Mariveles, Ardaiser dan Erica, menurut Robert Kaplan, kepala analis geopolitik Stratfor.

Pada tahun 1983, angkatan laut Malaysia menguruk pasir ke kanal yang memisahkan dua terumbu karang dan membentuk pulau kecil seluas 20 hektar yaitu Pulau Layang Layang, yang kini menjadi resor diving lepas laut. Hotel Avillion Layang Layang memiliki 86 kamar di bangunan kayu. Kolam renang air tawar, spa, Jacuzzi, restoran dan lounge bar.